Iwan menambahkan melalui IPO ini, AMI berharap untuk dapat terus meningkatkan kinerja operasional dan kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (environmental, social, and governance atau ESG).
Pengelolaan lingkungan, pengembangan komunitas, serta tata kelola perusahaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan usaha AMI. "Sejak awal beroperasi, AMI menerapkan standar ESG tingkat dunia sesuai dengan arahan dari AE. Kami juga berharap kehadiran AMI dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku pembuatan baja di dalam negeri dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar dia.
Adaro Minerals bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak. Masing-masing dari lima perusahaan anak AMI mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Penjualan batu bara sampai dengan 8M21 mencapai 1,4 juta ton (Mt). AMI memiliki basis cadangan dan sumber daya batu bara yang besar, mencapai 170,7 Mt cadangan dan 980 Mt sumber daya, yang membuka lebar peluang pertumbuhan bagi AMI. Sejauh ini AMI melalui perusahaan anak telah mengoperasikan dua konsesi PKP2B, yaitu melalui PT Lahai Coal (LC) dan PT Maruwai Coal (MC).
MC merupakan satu-satunya konsesi yang menjalankan aktivitas produksi dan memproduksi batu bara kokas keras dari tambang Lampunut, sementara LC saat ini sedang melakukan optimalisasi tambang.(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait