JAKARTA, iNewsSerpong.id - Nyeri atau timbul rasa sakit di kepala secara berulang dan berkelanjutan tentunya akan sangat mengganggu. Dokter Spesialis Saraf Siloam Hospitals Mampang, dr. Maria Ardelia Purwaningrum Sp.S., mengatakan sakit kepala berdasarkan waktunya, dibagi menjadi akut yaitu kurang dari tiga bulan, dan kronis yaitu nyeri kepala yang terjadi lebih dari tiga bulan secara kontinyu.
"Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala atau cephalgia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sakit kepala primer, yang umumnya tidak ditemukan adanya kelainan struktural, anatomi maupun metabolik, contohnya ialah sakit kepala tipe tegang (tension type headache), sakit kepala migren dan sakit kepala berkelompok (cluster type headache); dan sakit kepala sekunder yaitu terjadinya sakit kepala akibat dari adanya kelainan struktural maupun penyakit lain yang mendasari, contohnya infeksi, sakit gigi, pecah pembuluh darah otak, cedera kepala, bahkan tumor dan beberapa lainnya", tutur Maria diawal bincang sehat yang mampu menyerap perhatian puluhan sahabat Siloam ini melalui edukasi pada akun Live Instagram Siloam Hospitals Mampang, Rabu (12/04) di Jakarta.
Dokter Spesialis Saraf Siloam Hospitals Mampang, dr. Maria Ardelia Purwaningrum Sp.S. Foto: IST
Neurolog yang berpraktek tetap di Siloam Hospitals Mampang ini pun mengingatkan agar lebih waspada apabila setelah mengkonsumsi obat anti nyeri (analgetik) dan beristirahat, sakit kepala tidak kunjung membaik, namun justru intensitasnya berubah menjadi lebih berat hingga mengganggu aktifitas, atau disertai gejala lainnya seperti demam, kelemahan anggota gerak, pandangan dobel, atau keluhan lainnya, segera periksakan diri ke Neurolog.
"Cara terbaik adalah segera melakukan konsultasi jika obat anti nyeri tidak mampu meredakan keluhan sakit kepala. Dari konsultasi ini keluhan pasien dapat dicari pencetusnya ataupun penyebabnya, diperiksa lebih lanjut, dan diharapkan untuk dapat segera diatasi", ungkap Maria Ardelia Purwaningrum.
Menurutnya, dokter akan melakukan antara lain: Anamnesis yaitu tanya jawab dokter dengan pasien yang akan membantu mengarahkan ke diagnosis, pemeriksaan fisik lengkap bahkan pada “kasus” tertentu akan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang seperti: CT scan maupun MRI.
Walaupun, sebaiknya, pasien tidak perlu "overthinking" terhadap keluhan sakit kepala yang dirasakannya oleh karena banyak penyebab yang dapat menjadi dasar keluhan sakit kepala yang berkepanjangan, tidak semua mengarah kepada kegawatan maupun keganasan, dan dengan memeriksakan diri, diagnosis dokter akan mengarah kepada penyebabnya,
"Rasa nyeri bersifat subyektif, sehingga sangat mungkin berbeda-beda gambaran rasa nyeri antara satu pasien dengan lainnya, dan diperlukan tanya jawab mendalam dengan dokter, untuk memastikan apa saja penyebab maupun pencetus nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien", imbuh dokter Maria.
Pencegahan
Pada sesi tanya jawab, sakit kepala berat yang mengarah ke stroke terutama stroke perdarahan, sangat umum terjadi namun biasanya disertai keluhan neurologik mendadak, seperti bicara pelo, mulut merot, lemah separuh badan/ anggota gerak, serta bisa berupa gangguan keseimbangan mendadak.
Adapun mengenai korelasi pada penyakit stroke juga harus dipahami akan pentingnya golden period pada penanganan medis terutama pada kasus stroke penyumbatan. Akupunktur untuk beberapa kasus sakit kepala mungkin dapat mengurangi gejala namun seringkali tidak menuntaskan sumber sakitnya, itupun biasanya hanya untuk yang berkategori sakit kepala premier. Pada sakit kepala sekunder, penyebab utamanya-lah yang tetap harus diatasi terlebih dahulu, untuk menghilangkan keluhan sakit kepala.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait