JAKARTA, iNewsSerpong.id - Suku Baduy masih setia mempertahankan adat-istiadat, setidaknya terlihat dalam adat pernikahan yang tegolong sangat unik dan sederhana. Masyarakat asli Banten ini disebut juga urang/orang Kanekes.
Suku Baduy tidak pusing dengan kemajuan teknologi yang serba digital, masyarakat tersebut lebih memilih untuk menetap di pedalaman dan menjalankan kehidupan yang sangat tradisional.
Terutama, suku Baduy Dalam yang tidak menerima modernisasi atau pembangunan dari luar wilayah tinggalnya.
Suku Baduy Tiga Golongan
Melansir dari Jurnal Ilmu Hukum Kanun yang bertajuk 'Perbandingan Prosedur Perkawinan Adat Baduy dengan Kompilasi Hukum Islam', masyarakat Baduy sejatinya terbagi atas 3 golongan, yakni Baduy Tangtu atau Dalam, Baduy Panamping atau Luar, dan Baduy Dangka yang merupakan pecahan dari Baduy Panamping.
Sebenarnya, masyarakat Baduy tak terlalu menyukai sebutan ‘urang Baduy’ atau orang Baduy yang lazim diutarakan masyarakat luar. Mereka lebih senang disebut urang Kanekes atau urang Rawayan.
Uniknya, pernikahan Suku Baduy sangat jauh dari ingar-bingar modernisasi membuat suku Baduy menjadi cukup terasingkan dan sangat tradisional. Dahulu, orang Baduy dilarang menikahi orang yang bukan berasal dari suku Baduy.
Namun seiring berjalanya waktu, kewajiban tersebut pudar. Sebab, masyarakat sadar bahwa perubahan seperti itu akan tetap terjadi, meskipun aturan adat sudah jelas melarang.
Kini, sudah banyak orang Baduy Panamping yang menikahi orang Baduy dari golongan lain, atau bahkan bukan orang Baduy.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait