Ketika keuangan Chris semakin terpuruk, istrinya meninggalkannya dengan putra mereka yang masih kecil.
Chris Gardner kemudian membawa putranya dan tinggal di sebuah motel dengan biaya sewa yang lebih murah. Sambil terus menjual alat elektronik, ia berusaha mendekati seorang bos di perusahaan pialang saham.
Akhirnya, Chris Gardner diterima oleh bos perusahaan pialang setelah berhasil menunjukkan kemampuannya dalam menyusun Rubik dengan cepat. Namun, dia harus melewati periode percobaan selama 6 bulan tanpa mendapatkan gaji.
Krisis muncul ketika Chris Gardner kehabisan uang karena bekerja tanpa bayaran. Akibatnya, dia dan putranya terpaksa menjadi tunawisma dan tinggal di toilet stasiun kereta dengan tidur di atas tisu.
Chris dan putranya harus mengantri untuk mendapatkan makanan di sebuah rumah singgah. Setelah 6 bulan berlalu, bos perusahaan akhirnya mengangkat Chris Gardner sebagai pegawai tetap.
Dengan kecerdasan dan kerja kerasnya, karier Chris terus meroket. Pada tahun 2012, ia menjadi CEO perusahaannya sendiri, Gardner Rich & Co, sebuah firma broker saham yang berbasis di Chicago, Illinois.
Chris Gardner, yang lahir pada tanggal 9 Februari 1954, kini dikenal sebagai salah satu pialang saham terkenal, wirausahawan, investor, motivator, penulis, dan filantropis kulit hitam yang sukses di Amerika.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait
