Tak lama kemudian, korban mulai mengalami gejala muntah-muntah dan pusing. Karena penasaran, dia mencoba tes kehamilan dan hasilnya positif. Perasaan cemas dan takut campur aduk, hingga membuatnya berupaya menutupi kehamilan itu.
"Awalnya saya sering muntah-muntah, saya takut, terus saya coba pakai test pack dan hasilnya positif," katanya.
Sejak meyakini dirinya hamil, korban berupaya menghubungi GM. Namun bukannya bertanggung jawab, GM justru memberikan korban uang sebesar Rp3 juta untuk biaya aborsi.
Setelah itu, GM memblokir akses kontak telepon maupun media sosial korban. "Habis itu semua kontak saya diblokir semua. Dia waktu itu maksa saya untuk gugurin kandungan, dia ngasih uang Rp3 juta," jelasnya.
Karena kondisi fisiknya melemah, korban mengaku beberapa kali sempat tak masuk sekolah. Dia pun bingung jika harus menjelaskan kondisi yang dialami ke wali kelas atau guru di sekolah.
"Saya takut nanti malah jadi ramai di sekolah, malu juga kalau cerita-cerita," ungkap dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah tempat korban belajar, R mengaku baru mengetahui kasus yang menimpa anak didiknya itu. Dia pun akan segera mengunjungi pihak keluarga RW lebih dulu untuk mencari solusi terbaik.
"Akan kami telusuri, kami cari tahu dulu, nanti akan kami kunjungi ke rumahnya. Kami intinya prihatin ya. Nanti yang pasti akan kami carikan solusi yang bijak," ucapnya. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Kamis, 08 Juni 2023 - 02:43 WIB oleh Hambali dengan judul "Siswi di Tangsel Dihamili Guru hingga Mengandung 6 Bulan, Keluarga Lapor Polisi | Halaman Lengkap".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait