AKHLAK seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa tersenyum, menjaga emosi dari amarah, dan selalu berlapang dada.
Dikutip dari buku 'Nikmatilah Hidup Anda' karya Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al Arifi (Pustaka Yassir) mengisahkan tentang Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajarkan kepada kita arti berlapang dada.
Dalam kisah tersebut, terjadi saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dan seorang Badui mengejarnya, lalu menarik baju Nabi sehingga meninggalkan bekas tarikan di leher beliau.
Badui Minta Harta
Pertanyaannya, mengapa si Badui berperilaku demikian? Apa yang ingin disampaikan olehnya? Mari kita simak apa yang diinginkan oleh Badui tersebut.
Badui tersebut berkata, "Hai Muhammad! Berilah aku sedikit dari harta Allah yang ada padamu." Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menoleh ke arahnya, tertawa, dan memerintahkan agar memberinya sesuatu (HR. Al-Bukhari).
Perhatikan, sang Badui tidak memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan panggilan yang layak dan penuh penghormatan, ia memanggilnya dengan 'Hai Muhammad!' dan bahasanya dalam permintaan juga kurang sopan.
Meski demikian, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tersinggung, melainkan menanggapinya dengan keceriaan.
Bagaimana untungnya jika Nabi dihadapi dengan bentakan dan penolakan? Apakah bekas tarikan di leher Nabi akan hilang? Apakah perilaku buruk sang Badui akan berubah?
Tentu saja tidak! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan dalam setiap perbuatan baik. Beliau bersikap lapang dada dan memiliki jiwa kepahlawanan. Oleh karena itu, seorang pahlawan bukanlah orang yang kuat dalam bertarung dan memenangkan perkelahian, melainkan yang mampu mengendalikan emosi, seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
"Bukanlah orang yang kuat adalah yang ahli bertarung, melainkan yang dapat mengendalikan dirinya saat marah." (HR. Bukhari).
Seorang muslim perlu hidup dengan ilmu, yaitu mengambil teladan dari perilaku Rasulullah. Meneladani Rasulullah penting agar hidup seorang muslim selalu mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait