
JAKARTA, iNewsSerpong.id -- Dalam ajaran Islam, umat Muslim dianjurkan mengikuti tata cara sholat yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.
Salah satu bentuk ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah adalah bahwa bacaan sholat Dzuhur dan Ashar tidak dibacakan dengan suara keras oleh imam. Kenapa demikian?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, umat Muslim perlu mencontoh cara ibadah Rasulullah, termasuk dalam pelaksanaan sholat. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari dan Ad-Darimi)
Merendahkan Suara
Anjuran untuk merendahkan suara dalam bacaan sholat Dzuhur dan Ashar diawali dari turunnya surat Al-Isra ayat 110:
“Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman! Nama mana saja yang kamu seru, (maka itu baik) karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmaul Husna). Janganlah engkau mengeraskan (bacaan) sholatmu dan janganlah (pula) merendahkannya. Usahakan jalan (tengah) di antara (kedua)-nya!” (QS. Al-Isra: 110)
Kenapa Sholat Dzuhur dan Ashar Tidak Bersuara?
Alasan mengapa sholat Dzuhur dan Ashar tidak dilakukan secara bersuara telah dijelaskan dalam buku Sifat Shalat Nabi SAW karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa bacaan Al-Fatihah dan surat-surat lainnya dianjurkan untuk dibaca dengan pelan (Sirr) pada sholat Dzuhur dan Ashar.
Dalam konteks sholat Shubuh, Dzuhur, dan Ashar, hal ini juga telah dijelaskan dalam beberapa hadits. Abu Ma'Mar Abdullah bin Sakhbarah bertanya kepada sahabat Khabbab ibnu Arts:
"Kami bertanya kepada Khabbab, 'Apakah Nabi Muhammad SAW membaca dalam sholat Dzuhur dan Ashar?' Dia menjawab, 'Benar.' Kami bertanya lagi, 'Dengan apa kalian mengetahui hal itu?' Dia menjawab, 'Dengan gerakan jenggotnya.'" (HR. Bukhari)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait