Pembaca yang budiman, ikhtiar lahiriyah saja tidak cukup. Kita wajib melakukan ikhtiar yang lain, yakni ikhtiar jalur langit dengan cara bermunajat kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (QS. Al-Mukminun [23]: 60).
Banyak para ulama yang menyatakan bahwa jika kita hanya memiliki satu do’a dan do’a itu pasti dikabulkan oleh Allah SWT, maka do’a yang paling utama adalah do’a untuk pemimpin. Seorang ulama Fudhail bin ‘Iyadh berkata:
“Seandainya aku memiliki do’a yang mustajab, maka akan aku tujukan do’a tersebut kepada pemimpin.”
Seseorang bertanya kepada Fudhail: “Mengapa bisa demikian?”
Fudhail menjawab: “Jika aku tujukan do’a tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.”
Dalam Islam, pemimpin dan peranannya memiliki kedudukan yang sangat strategis. Oleh karenanya, munajat kita kepada Allah untuk mendapatkan pemimpin yang terbaik adalah upaya lain yang wajib juga kita lakukan.
Do’a Memohon Pemimpin Terbaik
Terdapat beberapa do’a yang direkomendasikan untuk digunakan dalam munajat kita kepada Allah SWT agar diberikan pemimpin yang terbaik. Contoh alternatif dari do’a-do’a tersebut dapat dipaparkan berikut ini.
Alternatif Pertama
Alternatif do’a yang pertama bersumber dari kitab Shahih Al-adab Al-mufrad yang merupakan kumpulan hadits-hadits shahih yang dikumpulkan oleh ulama terkenal yaitu Muhammad bin Ismail bin Ibrahim atau lebih dikenal dengan nama Imam Bukhari.
“Allahumma inni a’udzubika min imratisshibyan was sufaha’.”
Artinya: “Duhai Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”
Alternatif Kedua
Alternatif do’a yang kedua bersumber dari buku yang ditulis oleh Anis Masykhur dan Jejen Musfah yang berjudul Doa Ajaran Ilahi Kumpulan Doa dalam Al-Quran beserta Tafsirnya. Do’a tersebut adalah:
“Allahumma la tusallith alaina bidzunubina man la yakhafuka wala yarhamuna.”
Artinya: “Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami karena dosa-dosa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami.”
Fanatisme buta hanya akan menyebabkan seseorang memandang baik dan sempurna calon pilihannya, dan menutup diri dan menolak terhadap kebenaran dari calon yang lain. (Foto : Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait