Menjadi Kebaikan bagi Orang Mukmin
Sakit merupakan salah satu bentuk ujian yang Allah SWT berikan kepada hamba-hamba-Nya. Sakit dapat menjadi salah satu barometer keimanan seseorang terhadap Allah SWT. Bagaimana sikap orang tersebut selama sakitnya, seperti itulah gambaran keimanannya kepada Allah SWT.
Oleh karenanya, sikap terbaik bagi seorang hamba yang mukmin dalam menerima ujian sakit adalah bersabar. Bersabar bukan berarti diam, namun berusaha sungguh-sungguh untuk mengobati penyakitnya seraya memasrahkan hasilnya kepada ketetapan Allah SWT. Baginda Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapatkan kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapatkan kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim).
Mengingatkan Hamba yang Lalai
Ketika kondisi badan sehal wal afiat, sebagaimana hadits Baginda Rasulullah SAW di atas, banyak manusia yang tertipu sehingga lupa untuk bersyukur dan mengingat Allah SWT. Bahkan, tidak jarang banyak manusia yang lalai kepada Allah SWT, kemudian tenggelam dalam kemaksiatan.
Oleh karena itu, Allah pun mengingatkan hamba-Nya dengan cara memberikan ujian berupa sakit. Kondisi badan yang sakit, akan mampu mengingatkan seorang hamba yang lalai kepada Allah SWT, untuk kemudian menyadari kekhilafannya dan kembali mengingat Allah dengan penuh penyesalan dan kepasrahan.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS. Al-An’am [6]: 42).
Betapa dahsyatnya keutamaan orang yang sakit dan menerima penyakitnya itu dengan ikhlas. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait