Dari hasil kerjanya tersebut, dia berinvestasi di saham dan merintis usaha salad. Namun, upayanya tersebut tidak berjalan mulus karena harus mengalami kegagalan. Hal ini yang menjadi titik balik kehidupannya.
Yanolja merupakan SuperApps travel yang didirikan pada tahun 2005, menyediakan pemesanan hotel dan perjalanan. SoftBank Vision Fund 2 membeli saham minoritas di perusahaan yang berbasis di Seoul senilai 1,7 miliar dolar AS itu pada tahun 2021 dengan nilai 6,7 miliar dolar AS.
Yanolja juga memperluas bisnis berbasis cloud dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan perangkat lunaknya yang membantu hotel mengelola reservasi dan memprediksi perilaku pelanggan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2021, dan dapat menyumbang 16 persen dari total pendapatan.
Yanolja mendapat manfaat dari pulihnya sektor perjalanan global pascapandemi. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, Yanolja melaporkan pendapatan sebesar 444,3 miliar won, naik 87 persen dari periode tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih naik 22 persen menjadi 23,5 miliar won.
Selain SoftBank, terdapat beberapa investor lain Yanolja, seperti dana investasi Singapura, GIC; raksasa travel online, Booking.com; dan perusahaan ekuitas swasta Korea Selatan, SkyLake Investment.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait