BEIJING, iNewsSerpong.id - Bangun kemitraan strategis, Volkswagen (VW), Renault, dan Stellantis untuk memproduksi kendaraan listrik (EV) yang lebih terjangkau, bertujuan untuk menutup kesenjangan dengan pesaing, terutama China dan Tesla.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, ketiga perusahaan tersebut menyadari perlunya bertindak cepat dan berinovasi. Carlos Tavares, CEO Stellantis NV, menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan cepat dalam industri, serta perlunya menggabungkan sumber daya pembangunan untuk meningkatkan daya saing.
Namun, momentum transisi ke kendaraan listrik masih dihadapkan pada tantangan. Penjualan kendaraan listrik penuh diperkirakan meningkat dari tingkat terendah sejak 2019, sementara persaingan semakin meningkat.
Insentif Pemerintah Kurang
Berbagai masalah seperti berkurangnya insentif pemerintah, biaya perbaikan, dan ketidakpuasan konsumen terhadap kebijakan iklim mempengaruhi stabilitas keuangan industri ini. Pemilu di AS dan Eropa juga dapat meningkatkan sentimen anti-EV, menimbulkan tantangan tambahan.
Pada tahun 2025, peraturan emisi yang lebih ketat mulai berlaku di Uni Eropa (UE), yang mengharuskan produsen untuk menjual lebih banyak mobil bertenaga baterai atau dikenakan denda besar. VW, sebagai contoh, dapat menghadapi denda lebih dari €2 miliar jika gagal mengurangi emisi.
Ini mendorong produsen Eropa untuk beradaptasi dengan situasi ini, sementara perusahaan Tiongkok yang didukung pemerintah memasuki pasar Eropa dengan model yang lebih baik dan lebih murah, menambah tekanan pada produsen lokal.
Pendekatan yang berbeda dilakukan oleh pabrikan Eropa, dengan Stellantis lebih terbuka terhadap merger dan akuisisi, sementara Renault menekankan fleksibilitas sebagai kunci kesuksesan.
Produksi "Airbus autos" yang diusulkan oleh Renault menyoroti pentingnya berbagi biaya besar untuk mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau. Hal ini menekankan perlunya produsen untuk menjaga ketangkasan dan fleksibilitas dalam menghadapi era transisi ke kendaraan listrik.
Dengan meningkatnya tantangan, produsen otomotif harus bersiap menghadapi perubahan lanskap industri. Mereka perlu menyesuaikan strategi bisnis untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan industri ini. (*)
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com oleh Wahyu Budi Santoso dengan judul "Volkswagen, Renault, dan Stellantis Bersatu Lawan Mobil Listrik China".
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait