Dwikorita juga menjelaskan bahwa suhu panas yang terjadi adalah akibat dari pemanasan permukaan, yang merupakan dampak dari berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan.
Hal ini serupa dengan kondisi "gerah" yang dirasakan masyarakat Indonesia pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, di mana pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi memainkan peran penting.
Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan, menyampaikan bahwa suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, mencapai 37,8 derajat Celsius pada 23 April lalu.
Berdasarkan hasil pantauan jaringan pengamatan BMKG, hingga awal Mei 2024, baru sekitar 8% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, sementara sekitar 76% wilayah lainnya masih berada pada periode musim hujan. (*)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait