Kerugian Mencapai Rp49 Triliun, Inilah 3 Kasus Penipuan Kripto Terbesar

Tim Litbang MPI
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Kejahatan dapat terjadi kapan dan di mana saja. Tak terkecuali di dunia maya, salah satunya yang terkait cryptocurrency atau mata uang kripto. Kasus penggelapan kerap terjadi seiring dengan makin banyaknya orang yang melakukan investasi ini. Berikut kasus penggelapan terkait kripto di dunia.

1. SQUID, November 2021 

Investor mengalami kerugian setelah pencipta uang kripto SQUID membawa kabur uang senilai USD2,1 juta atau sekitar Rp30 miliar usai mencairkan token teresebut. Hal tersebut membuat harga mata uang kripto SQUID terjun bebas ke level USD0. SQUID sempat melonjak ke level tertinggi USD2.861 sebelum anjlok ke USD0. Hal ini disebut sebagai rug pull.

Rug pull berarti pencipta mata uang kripto itu menguangkan koin mereka dengan imbalan uang asli yang dengan cepat dapat mendevaluasi nilai kripto. SQUID merupakan token yang dapat digunakan untuk permainan online yang terinspirasi oleh serial Squid Game. Sebelumnya, CoinMarketCap telah mengimbau calon investor untuk waspada atas kemungkinan SQUID merupakan penipuan.

2. Africrypt, Juni 2021

Dua bersaudara di Afrika, Raees Cajee (21 tahun) dan Ameer Cajee (17 tahun), kabur usai dituduh menggelapkan miliaran poundsterling melalui platform trading bitcoin. Awalnya mereka meluncurkan platform trading bitcoin Africrypt pada 2019.

Setelah dana terkumpul hingga 2,5 miliar poundsterling (Rp49 triliun), mereka mengaku bahwa Africrypt diretas sehingga harus menutupnya. Setelah keduanya menghilang, polisi melakukan penyelidikan kepada keduanya. Para investor Africrypt yang telah dirugikan ini telah menunjuk Hanekom Attorneys sebagai firma hukum. Hilangnya uang para investor terjadi ketika nilai tukar bitcoin mencapai rekor tertinggi pada April.

3. MtGoX, 2015

Pengadilan Jepang telah menjatuhkan pidana kepada CEO MtGOX, Mark Karpeles. MtGOX adalah salah satu penyedia jual beli bitcoin. Mark Karpeles dikenakan pasal penggelapan uang. Dia diamankan polisi Jepang menyusul ditutupnya situs MtGOX. Mark Karpeles yang merupakan kelahiran Prancis ini dianggap memalsukan data serta mencuri senilai jutaan dolar deposit bitcoin.

Permasalahan berawal ketika MtGox menyatakan perusahaannya bangkrut dan bersedia mengembalikan dana konsumen. Namun konsumen yang uangnya hilang protes karena pertemuan perdana dengan manajemen MtGox batal. Saat masih beroperasi, MtGOX melayani 80% transaksi bitcoin di seluruh dunia. Pada Februari 2014, layanan MtGOX terhenti. Kemudian MtGOX menyatakan bangkrut dan kehilangan 850.000 bitcoin senilai USD500 juta. Mark Karpeles pun harus mendekam selama 2,5 tahun di penjara. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network