Sementara itu, Urban Development Senior Lead WRI Indonesia, Dimas Nu’man Fadhil, menegaskan, "Kami percaya kerja-kerja yang berfokus pada dukungan dan pendampingan teknis serta kebijakan untuk Pemerintah Kota Makassar perlu ditunjang dengan gagasan-gagasan warga sebagai pemilik pengetahuan dan pengalaman yang valid akan transportasi publik," ucapnya.
Bukan hanya gagasan yang sudah terangkum dalam buku, menurut Dimas yang juga pimpinan Konsorsium II Program Kota Masa Depan UK PACT, gagasan-gagasan warga juga terus dikumpulkan ke depannya melalui forum multipihak “Tudang Sipulung”.
“Tudang Sipulung ini kami kemas dengan kegiatan-kegiatan menarik dan relevan dengan kepentingan warga. Tudang Sipulung selanjutnya akan dirangkai dalam bentuk book tour ‘Kiri Depan Daeng!’ untuk terus mengaktifkan gagasan pentingnya mobilitas rendah karbon dan inklusif yang selama ini warga butuhkan,” ujar Dimas.
Tidak hanya itu, Ketua Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia (PerDIK), Syarif Ramadhan, menyampaikan harapannya akan transportasi publik Kota Makassar yang inklusif.
"Tantangan mobilitas di Kota Makassar tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa menciptakan sistem transportasi yang inklusif untuk semua kalangan, termasuk difabel," katanya.
Lebih jauh, Kepala Perpustakaan Universitas Hasanuddin, Dr Fierenziana Getruida Junus, menilai “Buku Kiri Depan Daeng" adalah sebuah potret transportasi Makassar yang komprehensif, dituturkan lewat berbagai sudut pandang yang merepresentasikan transportasi di Makassar.
"Buku yang tidak hanya berisi narasi pengetahuan, refleksi, tetapi juga sebuah rekomendasi yang dibutuhkan para pengambil kebijakan,” ujarnya
Sehubungan itu, Perpustakaan Universitas Hasanuddin, sebagaimana ditegaskan Fierenziana Getruida Junus, siap menjadi salah satu kolaborator “Tudang Sipulung Kiri Depan, Daeng!”. (*)
Buku “Kiri Depan, Daeng!” soft launching di perhelatan Makassar International Writers’ Festival pada Mei lalu. (Foto: Ist)
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait