Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
HARI INI KITA berada di hari Jum’at tanggal 8 Sya’ban 1446 Hijriyah. Itu artinya, sudah satu pekan bulan Sya’ban kita lalui. Bisa jadi sebagian dari kita tidak menyadari bahwa Sya’ban tinggal tiga pekan lagi.
Ya, begitulah kondisi terkait dengan bulan Sya’ban. Kalau kita bandingkan dengan bulan sebelum Sya’ban dan bulan setelah Sya’ban yakni Rajab dan Ramadhan, maka bulan Sya’ban nampaknya kalah populer.
Oleh karenanya, banyak di antara kita kaum muslim yang lupa dengan keberadaan bulan Sya’ban. Hal ini tidak hanya terjadi saat sekarang, namun telah terjadi semenjak Baginda Rasulullah SAW masih hidup.
Bulan Sya’ban menjadi bulan yang terlupakan, sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW yang artinya:
“Ini adalah bulan yang sering dilupakan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).
Berdasarkan hadits di atas, maka sejatinya bulan Sya’ban bukan berarti bulan yang tidak memiliki keutamaan. Justru bulan Sya’ban memiliki keutamaan yakni bulan dimana amal-amal kita diangkat menuju Allah Ta’ala.
Selain itu, di dalam hadits yang lain dikabarkan dari Ibunda Aisyah RA, beliau mengatakan: “Belum pernah Nabi SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak daripada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa sebulan penuh.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dua hadits di atas, sudah cukup menggambarkan bagi kita bagaimana keutamaan yang dimiliki oleh bulan Sya’ban. Sejatinya tidak hanya dua hadits di atas yang membahas keutamaan bulan Sya’ban, masih terdapat banyak hadits lain yang menunjukkan keutamaan bulan Sya’ban.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
Memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Sya’ban
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan Sya’ban ini yakni puasa sunnah di bulan Sya’ban. Puasa sunnah di bulan Sya’ban merupakan kebiasaan Baginda Rasulullah SAW, dimana puasa ini dapat dilakukan kapan saja, tidak terpatok dengan hari atau tanggal tertentu.
Di antara hikmah memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban adalah dalam rangka melatih diri agar lebih siap dalam menghadapi puasa sebulan penuh yang akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan.
Hikmah lainnya adalah kita berharap agar ketika amal-amal kita diangkat kepada Allah Ta’ala, catatan amal terakhir kita saat diangkat itu adalah sedang melaksanakan puasa sunnah di bulan Sya’ban.
Inilah yang menjadi alasan kuat, mengapa Baginda Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban, sebagaimana sabdanya pada hadits yang pertama di atas: “Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).
Memperbanyak Do’a
Selain puasa sunnah di bulan Sya’ban, amalan lain yang sangat dianjurkan dilakukan oleh kaum muslim adalah memperbanyak do’a. Secara khusus, do’a yang dipanjatkan itu berisikan permohonan agar Allah Ta’ala memberikan kesehatan lahir dan batin serta kesempatan kepada kita untuk dapat berjumpa dan beribadah di bulan Ramadhan.
Salah satu do’a yang populer di tengah kaum muslim dan telah dipanjatkan semenjak memasuki bulan Rajab adalah do’a dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yaitu: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah (usia) kami kepada bulan Ramadhan.”
Sayangnya, hadits di atas dianggap dha’if oleh sebagian ulama hadits. Namun demikian, isi dari do’a tersebut tidak bertentangan dengan aqidah keislaman kita. Oleh karenanya, sah-sah saja jika kita mengamalkan do’a tersebut.
Do’a lain yang dapat diamalkan pada bulan Sya’ban adalah do’a yang bersumber dari haditsshahih yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi sebagai berikut: “Ya Allah, perjalankanlah bulan ini kepada kami dengan penuh kebajikan dan iman, serta keselamatan dan Islam. Rabb-ku dan Rabb-mu (bulan) adalah Allah."
Selain puasa sunnah di bulan Sya’ban, amalan lain yang sangat dianjurkan dilakukan kaum muslim adalah memperbanyak do’a. (Foto: Ist)
Memperbanyak Membaca Al-Qur’an dan Membayar Zakat
Selain mempersiapkan diri dengan memperbanyak puasa sunnah dan memanjatkan do’a khususdi bulan Sya’ban, hal lain yang sebaiknya dilakukan adalah dengan memperbanyak membaca (tadarus) Al-Qur’an serta mengeluarkan zakat.
Kedua amalan ini menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW selain puasa sunnah di bulan Sya’ban. Kebiasaan para sahabat di atas dapat dilihat pada sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hambali dari Anas bin Malik yang menceritakan bahwa:
“Kaum muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan.”
Berdasarkan uraian di atas, maka alangkah meruginya jika kita termasuk orang yang melupakan kehadiran bulan Sya’ban. Karena sejatinya bulan Sya’ban dapat dijadikan sebagai momentum bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tidak berlebihan rasanya jika bulan Sya’ban kita sebut sebagai bulan try out, karena bulan Ramadhan adalah bulan dimana kaum muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal shalih. Untuk dapat melakukannya dengan ringan dan istiqamah, maka diperlukan try out (latihan) pada bulan-bulan sebelumnya.
Ayo, jangan lupakan bulan Sya’ban, mari isi dengan berbagai amalan yang utama seperti yang telah dipaparkan di atas. Semoga Allah memberikan keberkahan, kekuatan iman dan islam, kesehatan, keselamatan dan keamanan, serta memberikan kesempatan kepada kita untuk berjumpa dan merasakan indahnya bulan suci Ramadhan 1446 H yang akan datang. (*)
Sya’ban dapat dijadikan sebagai momentum mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya menyambut datangnya bulan Ramadhan. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait