Makna Cincin Nelayan dan Pallium sebagai Simbol Suci Kepausan, dari Balik Pelantikan Paus Leo XIV

Maria Christina Malau

Momen Spiritual dan Prosesi

Sebelum misa dimulai, Paus Leo XIV mengunjungi makam Rasul Petrus yang terletak di bawah altar utama Basilika. Di sana, Paus memanjatkan doa dan memberi penghormatan dengan dupa, simbol kuat dari keterhubungan spiritual antara Paus dan pendiri Gereja Katolik. Dua diakon membawa Pallium, Cincin Nelayan, serta Kitab Injil, memimpin prosesi menuju altar utama di Lapangan Santo Petrus.

Dalam prosesi menuju altar, dinyanyikan Laudes Regiae, sebuah litani kuno yang memohon perantaraan para santo, martir, dan Paus kudus Gereja. Pintu utama Basilika dihiasi dengan permadani besar bergambar mukjizat penangkapan ikan, menggambarkan percakapan antara Yesus dan Petrus sebagai tema sentral dalam Liturgi Sabda.

Di dekat altar, lukisan Bunda Maria Penasehat Baik dari tempat ziarah Genazzano menambah suasana devosi dalam perayaan.

Liturgi dan Bacaan Kitab Suci

Setelah pemberkatan air suci, perayaan dilanjutkan dengan nyanyian Gloria dan doa pembukaan (Kolekta), yang menegaskan rencana Allah untuk membangun Gereja-Nya di atas batu karang Petrus.

Liturgi Sabda mencakup bacaan dari Kisah Para Rasul 4:8–12 dalam bahasa Spanyol, yang menceritakan Petrus menyatakan Kristus sebagai batu penjuru.

Selanjutnya, bacaan dari Mazmur 118 dalam bahasa Italia, yang menggambarkan batu yang ditolak menjadi batu utama.

Bacaan kedua berasal dari 1 Petrus 5:1–5, 10–11 dalam bahasa Spanyol, yang menghubungkan peran Petrus dan Gereja Roma.

Bacaan Injil dari Yohanes 21:15–19 disajikan dalam bahasa Latin dan Yunani, mengisahkan Yesus yang tiga kali meminta Petrus untuk menggembalakan domba-Nya. (*)

 

 

 

 

 

Editor : Syahrir Rasyid

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update