HIKMAH JUMAT : Nilai-nilai Qurban dalam Kehidupan

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
HIKMAH JUMAT : Nilai-nilai Qurban dalam Kehidupan Qurban berasal dari kata qaruba yang berarti mendekat. Secara istilah, qurban adalah menyembelih hewan tertentu pada hari-hari tertentu (10–13 Dzulhijjah). (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

HARI INI 10 Dzulhijjah 1446 H, adalah hari yang bersejarah, istimewa, sekaligus sarat dengan nilai bagi kita umat Islam. Hari ini dikenal dengan istilah Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban, yang diisi dengan kegiatan shalat sunnah Idul Adha dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban.

Terkait dengan nilai-nilai ibadah qurban dalam kehidupan, ada sebuah kisah inspiratif yakni kisah seorang tukang becak yang selalu berqurban setiap tahun. Tukang becak tersebut tinggal di sebuah desa kecil.

Setiap hari, ia mengayuh becak dari pagi hingga petang untuk menghidupi istri dan dua anaknya. Meski penghasilannya pas-pasan, setiap tahun ia menyisihkan sebagian dari uangnya ke dalam celengan kecil bertuliskan “Tabungan Qurban”.

Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Maaf Pak, kenapa Bapak begitu gigih menabung untuk berqurban?” Ia pun menjawab: “Saya ingin mengajarkan kepada anak-anak saya bahwa cinta kepada Allah harus dibuktikan, bukan hanya diucapkan.”

Dengan tabungan itu, setiap Idul Adha beliau membeli seekor kambing untuk diserahkan ke panitia qurban di masjid sekitar tempat tinggalnya. Hatinya pun lega. Meski sederhana, Bapak tukang becak ini telah menunjukkan makna qurban yang sejati, yakni pengorbanan, keikhlasan, dan ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Makna dan Sejarah Qurban

Qurban berasal dari kata qaruba yang berarti mendekat. Secara istilah, qurban adalah menyembelih hewan tertentu pada hari-hari tertentu (10–13 Dzulhijjah) sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Ibadah ini merujuk pada peristiwa agung yakni pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan putranya, Nabi Ismail ‘alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan kisah ini dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat [37] ayat 102, yang artinya:

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Ia (Ismail) menjawab: 'Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'"

Dalam ayat selanjutnya disampaikan bahwa pengorbanan dari seorang ayah yang taat beribadah dan anak yang shalih itu kemudian digantikan oleh Allah dengan seekor hewan qurban. Oleh karenanya, ibadah qurban tersebut kemudian diabadikan menjadi ajaran Islam sebagai bentuk ujian ketaatan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jika kita dalami lebih jauh, sejatinya ibadah qurban itu sarat dengan nilai yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa nilai ibadah qurban dalam kehidupan dapat dipaparkan di bawah ini.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
 


Editor : Syahrir Rasyid

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update