
Menghidupkan Syiar Islam
Qurban adalah ekspresi ketundukan umat kepada syariat Islam yang agung. Penyembelihan hewan qurban yang dilakukan secara terbuka merupakan ibadah sekaligus upaya untuk terus menghidupkan syiar Islam dan menjadi pengingat akan sejarah pengorbanan yang luar biasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka..." (QS. Al-Hajj [22]: 34)
Itulah beberapa nilai yang terkandung dalam ibadah qurban yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sayangnya, di era modern ini, sebagian masyarakat mulai kehilangan esensi dari qurban.
Ada yang lebih sibuk memilih hewan qurban dari sisi "penampilan" daripada niat beribadah. Ada juga yang menjadikan momen ini ajang pamer kekayaan. Menjadikan jenis dan bobot hewan qurban sebagai ajang pamer kekayaan dan gengsi diri.
Oleh karena itu, penting untuk kembali pada hakikat ibadah qurban, yakni mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang penuh keikhlasan, disiplin, dan kesadaran sosial. Kisah tukang becak di awal artikel bisa menjadi cermin bagi kita semua bahwa ibadah qurban tidak memandang status sosial, tapi niat dan kesungguhannya.
Qurban bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah pendidikan iman, karakter, dan kepedulian sosial. Di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan melahirkan pribadi yang tangguh, dermawan, dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mari jadikan momentum Idul Adha tahun ini sebagai ajang memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Qurban bukan tentang seberapa besar hewan yang disembelih, tetapi seberapa tulus hati yang rela berkorban.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mampu mengambil pelajaran dari ibadah qurban yang agung ini. (*)

Daging qurban dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan fakir miskin. Ini melatih empati dan semangat berbagi. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid
Artikel Terkait