HIKMAH JUMAT : Implementasi Hijrah dalam Kehidupan Masa Kini

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si.
Hijrah salah satu konsep penting dalam Islam tidak hanya mencerminkan perpindahan fisik, tetapi lebih dalam lagi perpindahan spiritual dan transformasi hidup menuju kebaikan. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan Kab. Tangerang)

DUA PEKAN sudah tahun baru hijriah kita tapaki. Empat belas lembaran kehidupan baru juga telah kita warnai. Berbagai kegiatan dan amalan telah kita torehkan dalam rangka mengisi hari-hari yang kita lalui.

Hijrah. Ya, hijrah sejatinya harus kita lakukan setiap hari. Karena hijrah merupakan salah satu konsep penting dalam Islam yang tidak hanya mencerminkan perpindahan fisik, tetapi lebih dalam lagi merupakan perpindahan spiritual dan transformasi hidup menuju kebaikan.

Dalam konteks sejarah, hijrah merujuk pada peristiwa perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Namun, dalam konteks masa kini, hijrah lebih dimaknai sebagai perubahan diri menuju jalan Allah, meninggalkan keburukan dan mendekatkan diri pada kebaikan dan ketakwaan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: "Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak..." (QS. An-Nisa [4]: 100).

Ayat di atas menunjukkan bahwa hijrah bukan hanya sekadar tindakan fisik. Lebih dari itu, hijrah juga mengandung nilai spiritual dan jaminan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi mereka yang sungguh-sungguh melakukan hijrah karena-Nya.

Dalam konteks kehidupan masa kini, hijrah memiliki makna yang sangat luas. Di antara makna hijrah dalam kehidupan masa kini adalah hijrah dari kebiasaan buruk seperti meninggalkan maksiat, kebohongan, dan perbuatan zalim.

Selain itu adalah hijrah dalam gaya hidup menuju gaya hidup yang lebih Islami, seperti menjaga shalat, memperbaiki akhlak, dan menjaga pergaulan. Selanjutnya adalah hijrah dalam pola pikir dari materialisme menuju spiritualitas, dari egoisme menuju kepedulian sosial.

Baginda Rasulullah SAW bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas mengajarkan bahwa hijrah tidak selalu tentang perjalanan fisik, tetapi tentang perubahan sikap dan perilaku. Dengan hadits tersebut, kita juga dapat memaknai hijrah sesuai dengan perkembangan zaman termasuk kehidupan masa kini.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
 

Harus diakui bahwa untuk bisa hijrah yang sesuai dengan tuntutan Islam memang tidak mudah. Begitu banyak tantangan, hambatan, gangguan, bahkan mungkin ancaman yang harus kita hadapi. Tetapi begitulah hijrah, tidak mudah dan memerlukan kesungguhan.

Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pun bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak tantangan dan risiko yang harus dihadapi. Namun semua itu dilalui dengan penuh keikhlasan, strategi, dan tawakal kepada Allah.

Namun, apa yang terjadi? Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ternyata membawa perubahan besar dalam sejarah umat Islam. Dari Madinah, dakwah Islam terus berkembang, syariat dapat ditegakkan, dan umat Islam menjadi lebih kuat secara sosial dan politik.

Kisah ini mengajarkan kepada kita pentingnya tekad dan kesungguhan dalam meninggalkan zona nyaman demi meraih keridhaan Allah. Ini menunjukkan bahwa hijrah yang dilakukan dengan niat yang benar dan usaha yang maksimal dapat membawa dampak besar bagi individu maupun masyarakat.

Lantas, bagaimana dengan implementasi hijrah dalam kehidupan masa kini?

Tentu hijrah di masa kini tidaklah mudah. Banyak godaan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Kadang seseorang yang sedang berhijrah dicemooh atau dijauhi oleh lingkungannya. Namun Allah telah menjanjikan pertolongan dan kemudahan bagi orang-orang yang berhijrah karena-Nya.

Perhatikanlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah [2]: 218).

Ayat di atas memberikan motivasi bahwa hijrah bukanlah sesuatu yang sia-sia, tetapi justru membuka pintu rahmat Allah. Oleh karenanya, apa pun tantangan, hambatan, gangguan, bahkan mungkin ancaman, hadapilah dengan penuh keikhlasan dan ketawakalan kepada Allah Ta’ala.

Dalam konteks kehidupan masa kini, hijrah harus dilakukan secara kontinu di setiap waktu. Dengan kata lain, hijrah dalam kehidupan masa kini merupakan proses perbaikan diri yang dilakukan secara berkelanjutan.

Dalam kehidupan masa kini, hijrah diimplementasikan dengan cara senantiasa melakukan peningkatan terhadap kualitas diri dalam berbagai hal. Hijrah dapat diwujudkan dengan meninggalkan perilaku buruk dan menggantinya dengan perilaku yang baik.


Dalam konteks kehidupan masa kini, hijrah harus dilakukan secara kontinyu di setiap waktu. (Foto: Ist)
 

Hijrahlah dari jahiliyah menuju Islam, yakni hijrah dari sebuah kondisi atau perilaku dimana seseorang hidup tanpa bimbingan dari Islam dan jauh dari Al-Qur’an, menjadi berperilaku yang selaras dan sejalan dengan Islam. Al-Qur’an dijadikannya sebagai way of life, yang senantiasa membimbingnya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an adalah petunjuk bagi seluruh umat manusia. Namun, tidak semua manusia dapat mengambil petunjuk dari Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 2).  

Dengan hijrah dari jahiliyah menuju Islam, maka akan membawa seseorang dari segala bentuk kejahiliyahan (keburukan) menuju Islam yang penuh dengan berbagai kebaikan. Hijrahnya seseorang ke dalam Islam akan membawa perilaku seseorang dari kemaksiatan menuju kemashlahatan.

Namun demikian, dalam menjalankan hijrah, penting bagi seseorang untuk memiliki komunitas yang mendukung. Lingkungan yang baik akan mempermudah proses hijrah. Baginda Rasulullah SAW pun mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar sebagai bentuk dukungan sosial dalam proses hijrah fisik dan spiritual.

Komunitas hijrah saat ini sudah banyak bermunculan, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Komunitas ini bisa menjadi tempat belajar, berbagi inspirasi, dan saling menguatkan dalam menempuh jalan hijrah.

Implementasi hijrah dalam kehidupan masa kini adalah sebuah perjalanan panjang dan penuh tantangan. Namun dengan niat yang ikhlas, usaha yang sungguh-sungguh, serta dukungan dari lingkungan yang baik, hijrah akan membawa perubahan besar dalam kehidupan seorang muslim.

Sebagaimana Nabi SAW memulai peradaban Islam dengan hijrah, demikian pula umat Islam masa kini dapat membangun peradaban pribadi dan sosial yang lebih baik dengan semangat hijrah. Baginda Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya..." (HR. Bukhari dan Muslim). (*)


Komunitas hijrah saat ini sudah banyak bermunculan, baik di dunia nyata maupun di media sosial. (Foto: Ist)

 

Wallahu a’lam bish-shawab.

Editor : Syahrir Rasyid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network