JAKARTA, iNewsSerpong.id — Sebuah inisiatif terobosan baru saja diluncurkan di Jakarta, menandai era baru kolaborasi antara sektor korporasi dan sosial di Indonesia. Infinity Continuity menggandeng Campaign for Good meluncurkan #BusinessContinuityID, sebuah gerakan pionir yang bertujuan menanamkan budaya ketahanan bisnis yang inklusif dan berbasis komunitas.
Kampanye ini menjadi yang pertama di Tanah Air yang secara eksplisit menjembatani ketahanan korporasi dengan dampak sosial di tingkat akar rumput.
Tiket Eksklusif untuk Penggerak Sosial
Melalui proses open call yang transparan di platform Campaign for Good, lima organisasi sosial dari berbagai wilayah di Indonesia terpilih. Uniknya, mereka mendapatkan kursi pelatihan Business Continuity Management (BCM) yang sepenuhnya disponsori, memungkinkan lembaga nirlaba dan pelayanan publik belajar langsung bersama para profesional sektor swasta.
Pendekatan ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan tonggak pertama di Indonesia yang menggunakan mekanisme seleksi berbasis komunitas untuk memperkuat keberlanjutan bisnis. Tujuannya jelas: menggabungkan keahlian manajemen risiko korporasi dengan pengalaman lapangan organisasi sosial untuk membangun ketahanan lintas sektor.
"Program ini bukan hanya tentang manajemen risiko, tetapi memastikan setiap organisasi, besar maupun kecil, bisa terus melayani masyarakat dan memberikan dampak, bahkan di masa krisis," ujar Gary Ng, Director of Preparedness & Resiliency sekaligus Founder Infinity Continuity. "Kami percaya ketahanan bisnis sejati harus inklusif dan relevan dengan konteks lokal," kata dia.
Simulasi Krisis dan Wawasan Global
Pelatihan BCM Managers Course yang berlangsung selama dua hari di Ascott Kuningan Jakarta diikuti oleh 20 peserta dari latar belakang yang beragam, mulai dari eksekutif korporasi, inovator sosial, hingga pemimpin komunitas. Para peserta dibekali standar BCM global, kerangka kerja organisasi, dan simulasi krisis praktis untuk menguji kesiapan mereka di situasi nyata.
William Gondokusumo, CEO Campaign for Good, menambahkan bahwa gerakan ini didorong dari bawah. "#BusinessContinuityID menunjukkan bahwa ketahanan dibangun dari akar rumput. Kami ingin keberlanjutan bisnis tidak hanya inklusif, tetapi juga digerakkan oleh komunitas, membentuk jaringan ketahanan sosial yang kuat dan saling terhubung."
Pengalaman ini sangat diapresiasi oleh peserta dari sektor sosial. Fin Ultrami, Finance Manager Perhimpunan Filantropi Indonesia, berbagi kesan: "Pelatihan BCM ini sangat bermanfaat. Kami mendapat sudut pandang baru tentang bagaimana sebuah lembaga bisa membangun prosedur yang lebih tangguh. Terlebih, wawasan tentang strategi ketahanan bisnis negara maju seperti Singapura juga sangat membuka mata."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
