"Contohnya tepung terigu, mie instan sangat butuh gandum, dan Indonesia tidak bisa produksi gandum. Banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi," ujarnya.
Kedua, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Perang Ukraina-Rusia sudah membuat stok gandum turun signifikan. Ditambah kebijakan India, tentu berimbas signifikan ke keberlanjutan usaha yang butuh gandum. "Ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum dan ini harusnya menjadi kesempatan bagi alternatif bahan baku selain gandum seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia," ujarnya. Dan keempat, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum, ketika harga gandum naik bisa menyebabkan harga daging dan telur juga naik.
"Oleh karena itu, pemerintah harus segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India," ungkap Bhima.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Minggu, 15 Mei 2022 - 14:30 WIB oleh Athika Rahma dengan judul "Gawat! India Larang Ekspor Gandum, Kemiskinan di Indonesia Bakal Menggunung". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://ekbis.sindonews.com/read/769903/33/gawat-india-larang-ekspor-gandum-kemiskinan-di-indonesia-bakal-menggunung-1652594759
Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan, silahkan download aplikasi SINDOnews.
- Android: https://sin.do/u/android
- iOS: https://sin.do/u/ios
Editor : A.R Bacho
Artikel Terkait
