get app
inews
Aa Read Next : Awal Pekan,  IHSG Terkoreksi 0,01 Persen ke 6.879

Proyeksi IHSG Sepekan Ini, Aksi Asing dan Keputusan Suku Bunga Acuan BI Jadi Katalis

Senin, 20 Juni 2022 | 09:59 WIB
header img
Simak! Aksi Asing dan Keputusan Suku Bunga BI Jadi Katalis IHSG Pekan Ini. (Foto: MNC Media)

JAKARTA, iNewsSerpong.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini diproyeksikan bergerak dalam rentang terbatas.  

IHSG membuka pekan ini dengan turun ke zona merah. Investor akan menyimak keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan testimoni Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell sepanjang pekan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.17 WIB, IHSG turun 0,69% ke 6.888,98 dengan nilai transaksi Rp2,04 triliun dan volume perdagangan 4,66 miliar saham.

Di tengah pelemahan IHSG pagi ini, investor asing kembali melakukan jual bersih (net sell) Rp117,99 miliar.

Saham emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi yang paling banyak dilego asing, yakni Rp59,0 miliar di pasar reguler. Meski dijual asing, harga saham MDKA masih naik 2,68%.

Selain MDKA, saham emiten batu bara PT Indo Tamabngraya Megah Tbk (ITMG) dilego asing sebesar Rp37,5 miliar di pasar reguler. Harga sahamnya pun melorot 2,75%.

Asing agresif keluar dari bursa domestik setidaknya selama seminggu terakhir dengan catatan net sell jumbo hingga Rp2,45 triliun di pasar reguler.

Dalam sepekan, IHSG masih melemah 1,56%, kendati naik 0,92% dalam sebulan terakhir.

 Sentimen Sepekan

Efek sisa dari sentimen suku bunga The Fed dan bank sentral dunia lainnya, terutama eropa, tentu sedikit banyak masih menjadi perhatian investor sepekan ini.

Bank sentral yang menjadi acuan global, The Fed, menaikkan suku bunga acuan 0,75% pada minggu lalu, yang terbesar sejak 1994. The Fed pun masih akan melanjutkan kebijakan pengetatan moneter ke depan demi menjinakkan inflasi.

Harga yang harus dibayar dari aksi agresif kerek bunga tersebut salah satunya merosotnya pasar saham Paman Sam, Wall Street.

Minggu ini, investor global kembali akan menyimak pidato Jerome Powell di hadapan Kongres AS. Powell diprediksi masih akan kekeuh terhadap aksi ‘galaknya’ menaikkanya suku bunga sampai inflasi berhasil dikendalikan.

Selain pasar modal, dampak kenaikan suku bunga The Fed tersebut turut membuat ekonom khawatir bahwa The Fed sulit untuk ‘mendarat dengan mulus’ untuk menurunkan inflasi. Dengan kata lain, ada kekhawatiran terhadap resesi alias perlambatan ekonomi AS.

Ekonom global Bank of Amerika Ethan Harris, misalnya sebagaimana dikutip CNBC International, Jumat (17/6), menggambarkan ekonomi AS sedikit lagi menuju resesi.

“Kami melihat pertumbuhan PDB akan melambat hingga hampir nol, inflasi menetap di sekitar 3% dan The Fed menaikkan suku di atas 4%," jelas Harris.

Tidak hanya Harris, ekonom yang terlihat lebih optimis seperti Michael Ferolli dari JPMOrgan juga bilang, ‘pendaratan’ a la The Fed akan agak mengguncang.

"Model kami menunjukkan kemungkinan resesi sebesar 63% selama dua tahun ke depan dan peluang mencapai 81% bahwa resesi dimulai selama tiga tahun ke depan,” kata Ferolli.

Dari dalam negeri, pelaku pasar akan menunggu keputusan suku bunga acuan a la BI pada Kamis (23/6). Ekonom yang dihimpun Tradingeconomics memprediksi, BI akan menaikkan suku bunga menjadi 3,75% dari bulan sebelumnya 3,50%.

BI sendiri sudah menahan suku bunga acuan selama 15 bulan beruntun. Suku bunga 3,5% sendiri adalah yang terendah sepanjang sejarah RI.

Informasi saja, secara tahunan, inflasi Mei 2022 tercatat 3,55% (yoy), atau lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,47% (yoy). Target inflasi BI sendiri berada di kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022.(*)

 

Editor : A.R Bacho

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut