Seorang hamba yang bertaqwa dapat dipastikan dalam setiap amalan yang dilakukannya mencapai kualitas ikhlas. Pada saat yang bersamaan, tidak mungkin seseorang dapat ikhlas dalam beramal, jika dia tidak bertaqwa kepada Allah SWT.
Demikian pula di dalam berkurban, ikhlas dan taqwa tidak mungkin dapat dipisahkan. Oleh karenanya, agar kurban seseorang diterima oleh Allah SWT, maka kurban tersebut harus dilandasi oleh ketaqwaan dan keikhlasan karena Allah SWT.
Rahasia yang kedua adalah terkait dengan keistimewaan ibadah kurban itu sendiri. Penyebutan ibadah kurban dalam Al-Qur’an bergandengan dengan penyebutan ibadah shalat.
Hal ini dapat dilihat pada firman Allah: "Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kautsar: 2).
Selain itu, Allah SWT juga berfirman: “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku (kurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am: 162).
Berdasarkan kedua ayat di atas, maka jelaslah bahwa kedudukan kurban sangatlah utama karena Allah menyebutnya secara bergandengan dengan shalat. Shalat adalah ibadah yang pertama kali dihisab di hari kiamat. Jika shalatnya diterima maka diterima pula ibadah yang lainnya.
Dengan demikian, ibadah kurban adalah ibadah yang mengandung nilai yang sangat tinggi sekaligus memerlukan pengorbanan yang besar. Ibadah kurban juga merupakan upaya seseorang untuk mewujudkan kecintaannya yang sejati kepada Allah SWT.
Begitu istimewanya kurban, sehingga ibadah kurban bukan bertujuan untuk menghambur-hamburkan harta seseorang. Ibadah kurban merupakan bentuk mendahulukan kecintaan seseorang kepada Allah dibandingkan dengan yang lainnya.
Kurban dapat dimaknai sebagai perjuangan seseorang untuk menundukkan hawa nafsunya, membuktikan keikhlasannya, serta kesungguhannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, in syaa Allah melalui ibadah kurban ini, surga menjadi tempat kembalinya nanti. (*)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid