get app
inews
Aa Read Next : Pemerkosaan Baru Bisa Disebut Kejahatan jika Korban Melawan Versi Pemuda Inggris

Iklan Kencan Dengan Wanita Ukraina Kesepian Bermunculan, Ini Sikap Inggris

Jum'at, 15 Juli 2022 | 11:08 WIB
header img
Sejumlah iklan kencan dengan wanita Ukraina bermunculan di media Inggris. Foto/daily mail

ASA menambahkan Astrasoft Projects Ltd yang diperdagangkan sebagai SofiaDate telah menghapus iklan tersebut.

Pengawas memutuskan fokus pada wanita Ukraina yang berpakaian "dengan cara yang disebutkan di atas," serta referensi tentang kesepian mereka, menyoroti kerentanan mereka dan menghubungkannya "dengan daya tarik seksual mereka."

“Untuk alasan itu, kami menyimpulkan bahwa iklan tersebut cenderung menyebabkan pelanggaran serius,” papar ASA.

ASA memutuskan, “Iklan tersebut tidak boleh muncul lagi dalam bentuk yang dikeluhkan, dan mengeluarkan peringatan kepada SofiaDate.”

Regulator mengatakan pihaknya mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, ASA mengklaim, “Ada kepekaan yang meningkat tentang referensi ke negara, dan kerentanan wanita Ukraina telah menjadi area perhatian publik.”

Pengawas juga memperhitungkan kontroversi seputar skema “Rumah untuk Ukraina” pemerintah Inggris.

Program, yang mendorong anggota masyarakat untuk berbagi rumah mereka dengan pengungsi Ukraina, telah menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan perempuan Ukraina lajang.

Pada April, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) meminta pihak berwenang Inggris mengembangkan "proses pencocokan yang lebih tepat" untuk memastikan bahwa wanita dan wanita dengan anak-anak tidak cocok dengan tuan rumah pria lajang.

ASA juga mengungkapkan The National dan Newsquest Media Group, yang diperdagangkan sebagai Dorset Echo, sebenarnya membela iklan tersebut, dengan mengatakan bahwa iklan tersebut “tampak konvensional”, tidak merujuk pada konflik di Ukraina, tidak partisan, dan “tidak menyinggung wanita Ukraina atau orang-orang Ukraina pada umumnya.”

Namun, media holding menanggapi keluhan dan menghapus iklan itu. Mereka mengakui iklan itu mungkin tidak konsisten dengan kebijakan penolakan iklan untuk prostitusi dan perdagangan manusia. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Berita iNews Serpong di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut