JAKARTA,iNewsSerpong.id - Badan Pusat Statistik (BPS)mencatat secara inflasi yoy 4,94% merupakan tertinggi sejak Oktober 2015, dimana pada saat itu terjadi inflasi 6,25% secara yoy. Berdasarkan data bahwa inflasi di Juli 2022 mencapai 0,64%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 111,80, naik dari 111,09 pada Juni 2022.
Inflasi berdasarkan tahun kalender (Juli 2022 terhadap Desember 2021) mencapai 3,85%, sementara inflasi tahun ke tahun/year-on-year (yoy) Juli 2022 terhadap Juli 2021 mencapai 4,94%.
"Berdasarkan survei BPS dari 90 kota, penyumbang inflasi di Juli 2022 antara lain kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Margo menyebutkan bahwa secara inflasi yoy 4,94% merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2015, dimana pada saat itu terjadi inflasi 6,25% secara yoy.
"Dari seluruh kota IHK, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di kota Kendari sebesar 2,27%, penyebab inflasinya antara lain tarif angkutan udara sebesar 0,75%, ikan layang 0,19%, dan bawang merah andilnya 0,15%," ungkap Margo.
Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Pematang Siantar dan Tanjung sebesar 0,04%. "Berdasarkan komponen, komponen harga bergejolak memberikan andil sebesar 0,25% pada inflasi Juli secara month-to-month, dan kalau komoditas penyebab utamanya berasal dari cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit," jelasnya.
Komponen kedua adalah komponen harga yang diatur oleh pemerintah dengan andil sebesar 0,21%. Ini disebabkan karena kenaikan tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, dan tarif listrik.
"Kenaikan tarif listrik bagi pelanggan rumah tangga dan daya 3500 VA ke atas dan pelanggan pemerintah mulai 1 Juli 2022 menyebabkan andil inflasi tarif listrik sebesar 0,01%," tandas Margo.
Komponen ketiga berasal dari komponen inti yang memberikan andil sebesar 0,18%, dimana komoditas penyumbangnya adalah mobil, ikan segar, dan sewa rumah.
"Secara yoy, komponen harga bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,92%, penyebabnya karena kenaikan harga pada beberapa komoditas antara lain cabai merah, minyak goreng, dan bawang merah," pungkasnya.(*)
Editor : A.R Bacho