HIKMAH JUMAT : Pelajaran dari Seekor Nyamuk
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/08/12/5bf7e_nyamuk.jpeg)
Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
ALLAH SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata: “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik.” (QS. Al-Baqarah: 26).
Nyamuk?
Ya, nyamuk adalah makhluk yang bagi sebagian orang sangatlah menjengkelkan. Kenyamanan dan ketenangan terganggu jika ada nyamuk. Bahkan lebih dari itu, nyamuk dapat menimbulkan dan menularkan penyakit.
Sebagian nyamuk dapat menularkan penyakit seperti malaria, filaria atau kaki gajah, demam berdarah dengue, demam kuning, dan penyakit lainnya. Sebagian nyamuk yang lain, hanya menimbulkan efek bentol pada kulit yang akan menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.
Namun bagi Allah SWT, nyamuk adalah salah satu makhluk yang dapat dijadikan sebagai perumpamaan untuk menunjukkan kemahahebatan dan kemahakuasaan Allah SWT. Dengan nyamuk ini, seolah-olah Allah SWT ingin mengatakan bahwa tidak ada sedikit pun kesulitan bagi Allah SWT dalam menciptakan makhluk-Nya, dengan ukuran kecil bahkan lebih kecil lagi dari nyamuk sekalipun.
Terkait dengan nyamuk, salah seorang kyai guru ngaji saya pernah bertanya pada murid-muridnya waktu itu.
“Apakah kalian pernah berpikir, seperti apakah sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan dan sistem-sistem lainnya yang ada pada seekor nyamuk?”
Kami pun hanya bisa terdiam dan suasana pun menjadi hening sejenak.
Pikiran saya dan mungkin juga teman-teman saat itu mulai dipenuhi dengan rasa kekaguman, betapa maha hebatnya Allah SWT. Dia mampu menciptakan seluruh sistem yang ada pada tubuh seekor nyamuk, sehingga nyamuk dapat hidup dan berkembang biak.
Tak terbayang sebesar apa saluran pencernaan seekor nyamuk. Tak tergambar seperti apa alat pernapasan dan ekskresinya. Tak terlukiskan juga bagaimana mekanisme penyedotan darah dari manusia hingga darah tersebut bisa masuk ke dalam tubuh seekor nyamuk.
Subhanallah.... Maha Suci Allah.
Selanjutnya Pak Kyai menjelaskan terkait dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 26 di atas.
“Anak-anakku, dengan perumpamaan seekor nyamuk, banyak orang menjadi beriman dan bertambah keimanannya. Namun, dengan perumpamaan seekor nyamuk tersebut, banyak pula orang yang kafir dan bertambah kekafirannya”.
“Padahal, kalau kita mau mencoba untuk berpikir dan mencari hikmah di balik adanya seekor nyamuk di muka bumi ini, maka kita akan menjumpai manfaat keberadaan seekor nyamuk”, sambung Pak Kyai.
Kembali kami berpikir, apa gerangan manfaat dari adanya seekor nyamuk? Bukankah nyamuk itu menjengkelkan, membuat kulit kita bentol-bentol dan gatal-gatal, bahkan menularkan penyakit?
“Dengan adanya nyamuk yang menjengkelkan itu, maka manusia berpikir bagaimana melindungi diri dari gigitan seekor nyamuk. Dengan adanya orang yang sakit karena penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, maka manusia pun berpikir dengan cara apa mengobatinya”, kata Pak Kyai.
Saat itu, barulah kami menyadari bahwa dengan adanya nyamuk maka ada orang yang membuat obat nyamuk. Dengan adanya penyakit yang ditularkan oleh seekor nyamuk, maka ada dokter, obat, dan rumah sakit.
Dengan adanya kebutuhan akan obat anti nyamuk, obat untuk mengobati penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, dokter dan tenaga kesehatan, serta fasilitas kesehatan termasuk klinik dan rumah sakit, maka secara tidak langsung, kehadiran nyamuk telah membuka lapangan pekerjaan bagi sebagian orang.
Mari kita lihat dari sisi lain.
Berapa banyak seniman yang terinspirasi membuat lagu dan puisi yang diilhami oleh nyamuk?
Berapa banyak peneliti dan ilmuwan yang menjadikan nyamuk sebagai topik dalam penelitiannya?
Subhanallah.... Kekuasaan Allah sungguh luar biasa.
Pelajaran lain dari ayat di atas, disampaikan oleh Al-Rabi’ bin Anas. Menurutnya, ayat di atas dapat juga ditafsirkan bahwa kehidupan di dunia ini laksana kehidupan seekor nyamuk. Nyamuk hidup ketika dia sedang lapar, dan setelah dia kenyang maka nyamuk pun tiba-tiba mati.
Al-Rabi’ bin Anas selanjutnya mengutip sebuah ayat pada Al-Qur’an surat Al-An’am yakni ayat 44, yang artinya:
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
Itulah beberapa pelajaran yang dapat diambil dari diciptakannya seekor nyamuk oleh Allah SWT. Bagi orang-orang yang beriman, maka dia akan mampu menangkap esensi atau hikmah dari perumpamaan tentang nyamuk yang diberikan oleh Allah SWT.
Sebaliknya bagi orang kafir, dia tidak akan mampu menangkap esensi atau hikmah di balik perumpamaan tentang seekor nyamuk ini. Demikian pula bagi orang-orang fasik, maka perumpamaan ini hanyalah menambah kesesatannya.
Allah SWT berfirman: "Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir." (QS. At-Taubah: 124-125).
Wallahu a’lam bish-shawab. (*)
Editor : Syahrir Rasyid