5 Pesepakbola Indonesia Dibuatkan Film Pendek. Ada Legenda dari Makassar

JAKARTA, iNews.Serpong.id - Lima legenda pemain sepak bola Indonesia dibuatkan film pendek oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Film pendek lima episode itu masing-masing menceritakan satu pemain legendaris Indonesia yang sangat berpengaruh di setiap episodenya. Kelima legenda itu adalah Boaz Solossa, Soetjipto Soentoro, Ricky Yacobi, Ramang, dan Herry Kiswanto.
Film pendek yang dibuat oleh induk organisasi sepak bola dunia adalah apresiasi sekaligus sebuah kehormatan bagi legenda Timnas Indonesia. Itu membuktikan betapa luar biasa eksistensi dan pengaruh lima pemain tersebut pada masanya hingga sekarang.
Dilansir iNews.id dari laman resmi FIFA, Selasa (23/8/2022), berikut lima pemain sepak bola legenda Indonesia yang dibuat film oleh FIFA.
1. Boaz Salossa
Mutiara Hitam dari Timur. Begitulah judul season 1 episode 1 film FIFA yang menceritakan soal Boaz Salossa. Boaz satu-satunya yang masih aktif bermain hingga saat ini. Bagi Indonesia dan masyarakat Papua khususnya, Boaz Solossa sebuah fenomena. Namanya menjadi fenomenal saat Piala AFF (dulu Piala Tiger) edisi 2004. Kisah pemain yang saat ini bermain PSS Sleman itu dikisahkan secara apik dan dokumenter.
2. Soetjipto Soentoro - O Captain! My Captain!
Pada episode 2, FIFA menampilkan salah satu pemain tertajam dalam sejarah Timnas Indonesia Soetjipto "Gareng" Soentoro. Soetjipto Soentoro yang pernah menjabat sebagai kapten timnas Indonesia adalah bagian dari skuad Garuda saat menjuarai turnamen King's Cup 1968 di Thailand dan Merdeka Tournament 1969 di Malaysia. Selama membela timnas Indonesia, Soetjipto mengoleksi 57 gol. Gol tersebut diciptakan legenda Persija kelahiran Bandung itu dari 68 pertandingan. "Sang pencetak gol terbanyak tim nasional Indonesia yang hingga saat ini tidak ada yang bisa melewati torehan golnya," begitu teaser yang ditulis FIFA.
3. Ricky Yacobi - The Calm Before The Goal
Pada episode 3, legenda yang ditampilkan Timnas Indonesia yang adalah Ricky Yacobi. Ricky pemain yang meninggal dunia pada 21 November 2020, ikut membantu Timnas Merah Putih meraih medali emas SEA Games 1987. "Ricky pernah menjadi harapan Timnas Indonesia meraih prestasi, menjadi momok menakutkan bagi lawan-lawannya di persepakbolaan Asia Tenggara," tulis FIFA.
4. Ramang - The Man, The Myth, The Legend
Pada episode 4, ada sang legenda, Ramang yang pernah membuat kagum mantan kiper terbaik di dunia, Lev Yashin. Ramang seorang pemain Indonesia dari PSM Makassar yang terkenal pada tahun 1950-an dan dijuluki sebagai 'Kurcaci Monster'. Dalam episode berjudul The Man, The Myth, The Legend tersebut, dikisahkan semua cerita Ramang yang belum pernah diungkapkan. FIFA menarasikan, Ramang merupakan legenda yang juga mitos dari penduduk Sulawesi Selatan. Episode tersebut menggambarkan seberapa kuat pengaruh Ramang bagi sepak bola Makassar. "Seperti kalau kita nonton Maradona, bagaimana dia bisa melewati banyak orang sehingga memasukkan tendangan gawang. Bola dipermainkan, dikepung banyak orang dia bisa lepas," kata sejarawan Anhar Gonggong dalam film dokumenter tersebut. "Radio itu ramai, kan waktu itu belum ada TV. Jadi radio jadi tempat berkumpulnya orang mendengar dan ribut (menyimak penampilan Ramang)." "Orang dulu, kalau ada istilah bugisnya adalah ‘malego', mempermainkan bola, dan Ramang sangat pandai seperti itu," tutur Anhar.
5. Herry Kiswanto - The Living Legend
Film pendek FIFA tentang 5 pemain legenda Timnas Indonesia ditutup oleh kisah Herry Kiswanto, sang libero satu kartu kuning. Dijuluki demikian, karena Herry Kiswanto yang dahulu bermain sebagai libero hanya pernah mendapat satu kartu kuning sepanjang 17 tahun kariernya. Karena hal itulah, Herry Kiswanto yang kini berprofesi menjadi seorang pelatih dianggap sebagai salah satu pemain belakang terhebat dalam sejarah Timnas Indonesia.
Itulah ulasan mengenai film pendek FIFA tentang 5 pemain legenda Timnas Indonesia. FIFA mengemas secara apik film tersebut dan menambahkan sisi-sisi lain dari sang legenda. Tokoh-tokoh kunci seperti saksi hidup dan sejarawan dihadirkan dalam memberikan kesaksian di film tersebut. (*)
Editor : Burhan