Urutan dalam Mengucapkan Salam.
Hendaknya yang berusia lebih muda, terlebih dahulu mengucapkan salam kepada yang lebih tua. Begitu pula yang jumlahnya sedikit, hendaknya terlebih dahulu mengucapkan salam kepada yang lebih banyak. Demikian pula yang berjalan, hendaknya memberi salam terlebih dahulu kepada yang duduk.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Yang muda memberi salam kepada yang tua. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada hadits yang lain, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dan anak kecil mengucapkan salam kepada yang lebih besar.” (HR. Bukhari).
Demikian pula dengan hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hendaknya orang yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak.”
Mengucapkan Salam Lebih Awal.
Orang yang memberikan salam lebih awal, maka dia akan memperoleh keutamaan menurut Allah dan Rasul-Nya. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Siapa yang memulai salam (ketika bertemu dengan orang), maka ia lebih utama menurut Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Ahmad).
Dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa orang yang memberikan salam terlebih dahulu, maka dia menjadi orang yang paling utama di sisi Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah kita ketahui bahwa menyebarkan salam adalah sangat dianjurkan baik oleh Allah SWT maupun Baginda Rasulullah SAW. Lantas, bagaimana dengan menjawab salam?
Hukum menjawab salam adalah wajib, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisa [3]: 84).
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hak sesama muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya, dan bertasymit ketika ia bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semoga dengan senantiasa menyebarkan salam pada berbagai kesempatan, semakin menumbuhkembangkan rasa saling menyayangi di antara kita. Semoga dengan salam pula, kedamaian dan ketenteraman hidup tetap terjaga di negeri kita. (*)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid