JAKARTA, iNewsSerpong.id - Fakta-fakta Sealand, negara terkecil di dunia, menarik untuk diketahui. Negara tersebut hanya seluas 4.000 meter persegi di laut dekat Inggris yang dulunya benteng pertahanan Perang Dunia II.
Inggris membangun beberapa benteng pertahanan di laut untuk menangkis serangan tentara Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Beberapa benteng di antaranya dibangun di perairan internasional.
Salah satu benteng terkenal yang dibangun menggunakan beton dan baja adalah Fort Roughs. Lokasinya sedikit lebih ke utara dari muara Sungai Thames, di pantai timur Inggris. Fort Roughs berdiri di luar wilayah kedaulatan Inggris, yakni berjarak sekitar 11 km dari pantai.
Berikut beberapa fakta tentang Sealand:
1. Berdiri di Atas 2 Platform
Sebagaimana layaknya bangunan buatan di atas laut, Sealand ditopang oleh pilar utama yakni dua tiang yang menghujam ke dasar laut. Fungsi awalnya adalah sebagai menara pengawas dan benteng pertahanan yang ditinggali 150 sampai 300 personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Mereka berjaga dari potensi ancaman serangan pasukan Jerman saat itu.
2. Diklaim Mantan Tentara Inggris Berpangkat Mayor
Sealand atau bernama lengkap Principality of Sealand didirikan oleh Roy Bates, seorang mayor tentara Inggris yang kemudian mendirikan radio. Dia awalnya ingin mendirikan stasiun radio di lepas pantai.
Sebenarnya bukan Menara Fort Rough yang menjadi incaran pertamanya, melainkan benteng lain bernama Knock John. Namun dia kalah bertarung dengan pemerintah Inggris di pengadilan untuk merebut benteng itu karena lokasinya masih berada dalam wilayah kedaulatan Inggris. Setelah itu dia beralih ke Fort Roughs. Bentuknya sama dengan Knock John hanya posisinya lebih jauh dari pantai.
Pada malam Natal 1966, Roy mendeklarasikan negara merdeka Sealand setelah berkonsultasi dengan pengacaranya. Padahal niat awalnya hanya menjadikan Fort Roughs sebagai stasiun radio.
3. Berdiri sebagai Kerajaan pada 1967
Meski sudah mengklaim sebagai negara, Roy baru meresmikan sistem pemerintahan setahun kemudian. Dia mendeklarasikan Sealand sebagai kerajaan pada 2 September 1967. Saat itu dia ditemani sang istri, Joan, kedua anak mereka, Michael (saat itu 14 tahun) dan Penelope (16), serta beberapa teman.
Berdirinya negara ditandai dengan pengibaran bendera. Sang istri Joan diangkat menjadi Putri Joan.
4. Tidak Diakui PBB
Sealand tidak diakui oleh PBB sebagai negara resmi maupun berdaulat. Padahal secara de facto Sealand diakui oleh Inggris dan Jerman.
Alasannya, konvensi PBB tentang Hukum Laut menyatakan fasilitas buatan, instalasi, dan bangunan di atas laut tak bisa disebut pulau. Mereka juga tidak memiliki wilayah teritorial sendiri.
Keberadaannya juga tidak memengaruhi penetapan batas laut teritorial, zona ekonomi eksklusif (ZEE), atau landas kontinen.
5. Pemberontakan oleh Teman
Sealand semakin dikenal saat itu, memicu ketertarikan orang untuk memilikinya. Pada 1978, seorang pengusaha Jerman yang juag rekan bisnis Roy, Alexander Achenbach, mencoba untuk merebut Sealand.
Saat itu Roy tidak setuju dengan rencana Achenbach mengubah Sealand menjadi hotel mewah. Achenbach pun mengirim sekelompok orang bersenjata ditemani oleh seorang pengacara yang memiliki paspor Sealand ke Fort Roughs. Para pelaku menculik putra Roy, Michael, dan merebut Fort Roughs. Saat itu Roy dan istrinya sedang berada di Inggris. Michael dibebaskan setelah 3 hari.
Roy kemudian mengutus lima orang bersenjata untuk merebut kembali negaranya. Anak buah Achenbach menyerah dan pergi.
6. Dijual 900 Juta Dolar AS Tak Laku
Sealand sempat akan dijual kepada perusahaan perkebunan Spanyol InmoNarani dengan harga 900 juta dolar AS lebih atau Rp14 triliun (kurs saat ini). Namun statusnya diubah, karena tak mungkin menjual kerajaan.
Pemilik Sealand pun menawarkan pengalihan "perwalian" dengan nilai yang sama kepada pihak potensial yakni perusahaan Pirate Bay pada 2010. Namun perusahaan tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu.
7. Kini Dipimpin Michael Bates
Putra Roy, Michael, kini memimpin Sealand. Dia memegang tampuk pimpinan negara mikro itu sejak 2012.
Pria kelahiran 1952 itu menyebut namanya sebagai Pangeran Michael dari Sealand. Dia sebenarnya pengusaha Inggris melanjutkan jejak bisnis sang ayah.
(*)Editor : Syahrir Rasyid