get app
inews
Aa Text
Read Next : Diskon PPN Rumah DTP Kembali Jadi 100%, Dorong Kelas Menengah Beli Hunian

Relakan Seluruh Gaji Buat Bayar Cicilan, Demi Impian Miliki Rumah

Kamis, 09 Desember 2021 | 07:45 WIB
header img
Demi rumah impian, Andi (32) mengikhlaskan seluruh penghasilan untuk membayar cicilan rumah di Bekasi. (Foto : Ilustrasi/iNews)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Usia pernikahan Andi belum menginjak setahun, namun warga Jakarta Selatan itu sudah berani eksekusi rumah. Penghasilan standar Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp4,2 Juta, pemuda 32 tahun itu akhirnya mendapatkan hunian tapak di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Andi mengikhlaskan seluruh penghasilanya untuk cicilan rumah .

Selama itu sang istri sepakat untuk tinggal di rumah orang tua Andi. Namun semua berubah seketika mereka dikarunia anak. Orang tua Andi yang sudah lanjut usia, tidak memungkinkan untuk merawat sang bayi di tengah kesibukan kariernya dan istri.

Keduanya lantas berembuk dan akhirnya Andi sepakat tinggal di rumah orang tua istri atau mertuanya di Bekasi Timur sampai mereka memiliki uang muka atau Down Payment (DP) untuk membeli rumah.Setahun berjalan, mereka akhirnya mencari rumah yang tidak jauh dari rumah mertua. Tujuannya agar bisa meminta tolong mengawasi sang bayi selama mereka kerja.

Kurang lebih sekitar 7 kilometer dari rumah mertua, Andi yang sehari-hari bekerja di kawasan Jakarta Pusat tertarik dengan rumah cluster seharga Rp400 juta dengan tipe 36 diatas lahan seluas 72 m2.

Booking fee pun dibayarkan seabgai tanda beli. "Kalau DP 30 persen cicilan sekitar Rp5 juta, gaji joint income hanya Rp8 juta. Aturan Bank itu cicilan maksimal 30 persen dari joint income. Ah coba bikin rekening fiktif," kata pria berbadan tegap itu.

Rekeninig fiktif pun dibuat Andi yang mendapat dukungan dari sang sales perumahan. Pendapatannya dibuat sekitar Rp12 Juta. Namun sayang, biaya pembuatan rekening yang menghabiskan uang pribadinya sebesar Rp3 Juta itu ditolak oleh perbankan lantaran tidak sesuai aslinya.

Kepalang tanggung, kata Andi, dirinya terus melangkah untuk mencari uang muka tambahan yang menjadi satu-satunya solusi melangsungkan akad Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di perbankan.

"Bangunan rumah sudah hampir jadi dan harus sudah akad. Kalau cicilan sekitar Rp3 Juta itu harus DP Rp100 Juta berikut BPHTB. Uang baru ada Rp60 Juta," ceritanya.

Andi terus mencari hingga akhirnya dalam satu bulan dia bisa mendapatkan tambahan sekitar Rp30 Juta. Entah bagaiamana caranya. Terpenting kata dia tidak merampok atau melakukan kriminal dalam mendapatkan uang itu.


Rumah tipe 36/72 untuk usia muda. (Foto : Ist)

"Nekat dah tuh akad dengan cicilan Rp3 Juta. Gaji cuma Rp4 Juta. Sisanya buat istri. Istri memang kerja, tapi kalau urusan rumah saya komitmen untuk tidak membebani keuangan dia," ungkapnya.

Matanya memandang ke atas, sambil duduk bersila, Andi mengucap syukur lantaran sudah hampir berjalan dua tahun tanpa gaji yang sudah diallihkan untuk membayar cicilan rumah tetap bisa melanjutkan hidup bersama keluarga kecilnya tanpa membebani orang yang ada disekitarnya. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut