CAPE TOWN, iNewsSerpong.id - Legenda tentang cumi-cumi raksasa telah ada ribuan tahun dan bukti foto yang mengonfirmasi keberadaan mereka hampir 150 tahun yang lalu. Ada dua cumi-cumi terbesar di dunia dan keduanya berukuran raksasa .
Pertama cumi-cumi raksasa atau Architeuthis dux adalah cumi-cumi terpanjang. Kedua cumi-cumi kolosal atau Mesonychoteuthis hamiltoni adalah yang terberat.
Cumi-cumi raksasa, yang ditemukan di setiap samudra, diperkirakan mencapai panjang sekitar 12 hingga 14 meter dari ujung tubuhnya hingga ujung tentakelnya. Sedangkan beratnya sekitar 270 kilogram.
Cumi-cumi kolosal, yang hidup di perairan Antartika dan berkelana jauh ke utara Selandia Baru, diperkirakan mencapai panjang 9 hingga 10 meter. Untuk ukuran berat, bisa mencapai sekitar 450 kg.
Ada klaim penampakan cumi-cumi raksasa dengan panjang sekitar 66 kaki atau 20 meter. Namun, menurut Two Oceans Aquarium di Cape Town, Afrika Selatan, belum diverifikasi.
“Ini kemungkinan menjadikan cumi-cumi kolosal sebagai invertebrata paling masif di Bumi,” kata Heather Judkins, ahli cephalopoda di University of South Florida di St Petersburg, kepada Live Science, Senin (28/11/2022).
Cumi-cumi raksasa dan cumi-cumi kolosal memiliki mata terbesar dari semua hewan hidup. Diperkirakan berukuran lebar sekitar 27 sentimeter, seukuran bola sepak. Menurut Museum Selandia Baru, mungkin mata terbesar yang pernah ada di dunia hewan.
Setiap mata cumi-cumi kolosal juga dilengkapi dengan organ pemancar cahaya yang dikenal sebagai photophore. Cumi-cumi kolosal menggunakan fotofor ini seperti lampu depan untuk melihat dalam kegelapan. Berbeda dengan mata cumi-cumi raksasa yang kekurangan photophores.
Cumi-cumi kolosal juga memiliki paruh terbesar dari semua cumi-cumi, terbuat dari bahan yang mirip dengan kuku manusia. Cumi-cumi menggunakan paruhnya untuk mengiris makanan menjadi potongan-potongan seukuran gigitan sebelum masuk ke mulut.
Organ seperti lidah yang tertutup gigi yang disebut radula mencabik-cabik makanan lebih jauh begitu berada di dalam paruh. Kedua spesies cumi-cumi besar itu memakan ikan dan cumi-cumi lainnya.
Setelah mereka mencapai usia dewasa, satu-satunya predator biasa yang mereka hadapi kemungkinan besar adalah paus sperma. Menurut Two Oceans Aquarium cumi-cumi kolosal mungkin membentuk sebanyak 77% dari makanan paus sperma.
Karena lautan begitu luas dan cumi-cumi hidup begitu dalam, monster laut ini jarang terlihat. Meskipun filsuf Yunani kuno Aristoteles dan sarjana Romawi kuno Pliny the Elder menceritakan detail tentang cumi-cumi besar.Foto pertama cumi-cumi sebesar itu baru diambil pada tahun 1874, ketika Pendeta Moses Harvey dari Newfoundland menangkapnya. Gambar cumi-cumi raksasa mati dari seorang nelayan yang menangkapnya secara tidak sengaja.
Sebagian besar dari apa yang para ilmuwan ketahui tentang cumi-cumi raksasa berasal dari sisa-sisa yang ditemukan mengambang di permukaan laut, terdampar di pantai atau di dalam perut paus sperma. Para ilmuwan tidak berhasil mengambil foto cumi-cumi raksasa dewasa di habitat aslinya hingga tahun 2004.
Rekaman video pertama dari cumi-cumi raksasa dewasa di alam liar baru diambil pada tahun 2012. Demikian pula, tidak ada yang pernah melihat cumi-cumi kolosal utuh hingga tahun 2003. Ekspedisi internasional ke Antartika Desember 2022 akan berupaya menemukan dan memfilmkan cumi-cumi kolosal di laut dalam untuk pertama kalinya.
"Kemampuan untuk melihat hewan-hewan ini di habitat aslinya sungguh menakjubkan. Mendapatkan kesempatan untuk mengabadikan mereka dengan sistem kamera terapung yang dioperasikan dari jarak jauh sangatlah bagus. Ini adalah cara terbaik untuk mengamati perilakunya,” kata Judkins.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid