JAKARTA, iNewsSerpong.id - Dalam Islam, ada suatu penyakit yang muncul akibat pandangan mata , bisa pandangan mata karena rasa kagum, iri (hasad) juga karena benda mati (harta). Penyakit tersebut dinamakan penyakit 'Ain . Karena itu, ada beberapa cara agar kita tidak terkena penyakit Ain ini, salah satunya dengan mengamalkan doa dan zikir yang bisa dibaca secara rutin.
Menurut Ustadz Yulian Purnama, di antara upaya pencegahan penyakit Ain adalah dengan menjaga dan memelihara semua kewajiban dan menjauhi segala larangan, taubat dari segala macam kesalahan dan dosa, juga membentengi diri dengan beberapa doa, dan ta’awudz (doa perlindungan) yang disyariatkan.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Qs. Asy-Syuura: 30).
Allah Ta’ala juga berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar Ra’du: 28)
Rutinkan doa dan zikir di waktu pagi dan sore, serta doa harian seperti zikir keluar/masuk rumah, rumah, doa keluar/masuk kamar mandi, doa hendak tidur atau bangun tidur, doa keluar rumah, doa naik kendaraan, doa ketika akan makan, zikir setelah shalat, dan lainnya.
Di antara doa pencegah Ain yang bisa dibaca kepada anak-anak agar tidak terkena Ain adalah sebagaimana yang ada dalam hadis Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam mendoakan Hasan dan Husain dengan doa:
أُعِيذُكما بكلِماتِ اللهِ التَّامَّةِ، مِن كلِّ شيطانٍ وهامَّةٍ، ومِن كلِّ عينٍ لامَّةٍ
'u’iidzukuma bikalimaatillahit taammah, min kulli syaithaanin wa haamah wa min kulli ‘ainin laamah'
“Aku meminta perlindungan untuk kalian dengan kalimat Allah yang sempurna, dari gangguan setan dan racun, dan gangguan ‘ain yang buruk”.
Lalu Nabi bersabda: “Dahulu ayah kalian (Nabi Ibrahim) meruqyah Ismail dan Ishaq dengan doa ini” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban). (*)
Editor : Syahrir Rasyid