Saat lulus dari SMK ia sempat pulang ke Trenggalek dan tinggal bersama neneknya. Ia memiliki keinginan untuk berkuliah namun hal itu hanya sebatas angan-angan saja.
Setelah dua bulan berada di rumah, Dewi Fortuna berpihak . Pasalnya, ia mendapatkan tawaran kuliah dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
“Waktu itu nama beasiswanya FORPAMA atau disingkat Forum Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengambil tawaran tersebut,” tutur Lukman.
Berkat beasiswa tersebut Lukman bisa kuliah gratis di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) jurusan Teknik Elektro. Di Surabaya ia tinggal di asrama sembari berjualan kerupuk. Lukman juga harus memutar otak untuk memenuhi biaya hidupnya.
Bahkan, ia sampai membuka usaha cuci motor demi memenuhi biaya makan dan lain-lain. “Akhirnya waktu itu saya buka usaha cuci motor, namun karena sering ada gusuran di samping jalan akhirnya usaha tersebut tidak berlangsung lama,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, Lukman akhirnya mendapatkan tawaran kerja dari temannya untuk menjadi cleaning service di Delta Plaza Surabaya dari pukul 7 pagi sampai 4 sore. Waktu malamnya pun ia manfaatkan untuk kuliah.
Rupanya pekerjaan tersebut hanya berlangsung beberapa bulan, karena ia merasa tidak cocok dengan gaji akhirnya ia memutuskan untuk keluar. “Sebenarnya waktu itu gajinya cukup untuk makan.
Namun, karena saat itu sudah semester 6 saya membutuhkan laptop untuk mengerjakan skripsi, sehingga saya harus mencari kerja yang gajinya bisa ditabung,” tutur Lukman.
Editor : Syahrir Rasyid