MENLO PARK, iNewsSerpong.id - Bard, chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang baru diluncurkan Google , menyebabkan harga saham perusahaan induk Alphabet turun lebih dari 7% atau kehilangan USD100 miliar atau Rp1.513 triliun. Ini terjadi setelah Bard memberikan jawaban yang kurang tepat terkait Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).
Peristiwa ini terjadi dalam acara streaming langsung, posting blog dan tweet yang menunjukkan pengujian Bard pada Selasa 7 Februari 2023. Dalam video yang diterbitkan oleh Google, chatbot tersebut diminta untuk berbicara tentang penemuan terbaru yang dibuat oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb dengan cara yang dapat dipahami oleh anak berusia 9 tahun.
Dalam balasannya, chatbot buatan Google menyebutkan tentang tiga penemuan teleskop James Webb, termasuk menunjukkan foto pertama planet ekstrasurya di luar tata surya. Tanggapan chatbot Google itu membuat mengecewakan banyak ilmuwan, termasuk astronom Bruce McIntosh dan astrofisikawan Grant Tremblay.
Menurut mereka, pakar Google seharusnya memeriksa jawaban Bard sebelum menunjukkannya kepada publik. “JWST tidak mengambil 'gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita'," tweet Tremblay dikutip dari laman tech.news, Kamis (9/2/2023).
Bruce Macintosh, Direktur University of California Observatories yang masuk bagian dari tim yang mengambil gambar pertama exoplanet, kecewa melihat kesalahan tersebut. "Saya berbicara sebagai orang yang memotret planet ekstrasurya 14 tahun sebelum peluncuran James Webb. Mungkin contoh yang lebih baik harus ditemukan untuk mendemonstrasikan kemampuan chatbot,” katanya.
Menurut laman Space.com, Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA (Webb atau JWST) diluncurkan pada Desember 2021 dan mulai beroperasi penuh pada Juli 2022. Teleskop itu telah memindai kosmos dan menangkap segala macam hal luar biasa.
Di antaranya, penemuan batu luar angkasa atau asteroid yang tidak disengaja, misi agensi bersejarah DART yang sengaja menabrak asteroid lain, serta pemandangan galaksi dan alam semesta awal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut Reuters, kesalahan memalukan Google menyebabkan perusahaan induk raksasa pencarian itu, Alphabet Inc, kehilangan nilai pasar sebesar USD100 miliar. Pengamat industri khawatir bahwa Google kehilangan kredibilitas untuk menyaingi pembuat bot OpenAI, sebuah startup yang didukung Microsoft (yang memproduksi Bing).
Banyak ahli percaya bahwa alat AI belum siap untuk diintegrasikan ke dalam mesin pencari, oleh karena itu tidak boleh terburu-buru dalam hal ini. “Ini dengan sempurna menunjukkan kelemahan terpenting dari sistem statistik,” kata Carissa Veliz dari University of Oxford.
“Ironisnya, jika Anda benar-benar mencari 'apa gambar pertama planet ekstrasurya' di Google asli, Google jadul, Anda mendapat jawaban yang benar. Dan sangat lucu bahwa Google, dalam meluncurkan permainan bernilai miliaran dolar mereka yang sangat besar ke ruang baru ini, tidak memeriksa fakta di situs web mereka sendiri,” kata Tremblay kepada New Scientist.
(*)
Editor : Syahrir Rasyid