JAKARTA, INewsSerpong.id - Mereka yang tergabung dalam struktur PBNU tidak diperbolehkan menjadi calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024. Demikian ditegaskan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
Pelarangan itu bukan kehendak Gus Yahya melainkan keputusan Muktamar ke-26 NU di Semarang, Muktamar ke-27 Situbondo, dan Disempurnakan dalam Muktamar ke-28 Yogyakarta.
"Iya, jadi tidak ingin ada Capres dan Cawapres dari PBNU. Supaya secara institusional tidak jadi pihak (yang berkontestasi)," kata Gus Yahya saat ditemui MNC Portal Indonesia di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (30/12/2021).
Walaupun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dilahirkan oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama, bahkan pengurus PBNU, menurut Gus Yahya, hubungan keduanya akan dibiarkan secara alamiah. Sebab, tidak semua warga NU memilih PKB.
"Hubungannya kita biarkan alami, semua orang tahu PKB didirikan oleh pengurus NU, bahkan saya pribadi termasuk salah seorang pendiri PKB. Tapi hubungan antara NU dan PKB Kita biarkan alami saja. Kita juga tahu bahwa kenyataannya warga NU sendiri tidak seluruhnya memilih PKB, ada juga pilih partai lain, tapi tidak masalah," katanya.
Gus Yahya menyatakan tidak dibenarkan jika salah satu pihak mempolitisasi PBNU. Menurutnya, PBNU semestinya dapat membuka peluang terhadap siapa saja. (*)
Editor : Syahrir Rasyid