Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. - Dosen Universitas Buddhi Dharma & Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina
SETIAP MAKHLUK hidup telah mendapatkan jaminan rezeki langsung dari sang Penciptanya yaitu Allah SWT. Tidak ada satu pun makhluk yang Allah ciptakan yang tidak diberikan rezeki selama dia masih hidup di bumi ini.
Hal itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS. Hud [11]: 6).
Binatang melata saja Allah jamin rezekinya, apalagi manusia. Namun demikian, Allah SWT sebagai pemilik dan pembagi rezeki, berhak penuh untuk melapangkan atau menyempitkan rezeki bagi siapa saja. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d [13]: 11 yang artinya:
“Allah melapangkan dan menyempitkannya rezeki bagi siapa yang Dia dikehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).”
Perlu diketahui bahwa rezeki itu memiliki pintu. Oleh karenanya, diperlukan upaya dari seorang hamba untuk mengetuk pintu rezeki itu, agar Allah SWT senantiasa membuka dan melapangkan rezeki baginya.
Allah SWT dan Rasul-Nya telah mengajarkan kepada kita berbagai macam cara untuk mengetuk pintu rezeki. Beberapa cara tersebut dapat dijelaskan di bawah ini.
Memperbanyak Istigfar
Istigfar adalah cara luar biasa yang dapat digunakan seorang hamba untuk mengetuk pintu rezeki. Dikatakan luar biasa karena sejatinya istigfar adalah kalimat permohonan ampun terhadap dosa-dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba.
Namun, ternyata istigfar tidak hanya menyebabkan dosa seorang hamba diampuni oleh Allah SWT, lebih jauh dari itu justru Allah melapangkan rezeki bagi hamba-Nya yang memperbanyak membaca istigfar.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh [71]: 10-12).
Istigfar adalah cara luar biasa yang dapat digunakan seorang hamba untuk mengetuk pintu rezeki. (Foto : Ist)
Sementara itu, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melanggengkan istigfar niscaya Allah melapangkan segala kesempitan hidupnya, mengeluarkan ia dari segala kesusahan dan memberikan ia rezeki dari arah yang tidak diduganya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Baginda Rasulullah SAW sendiri senantiasa beristigfar minimal 70 kali setiap sehari. Bahkan dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Imam Muslim, Baginda Rasulullah SAW beristigfar sebanyak 100 kali dalam satu hari.
Membaca Hamdallah atau Bersyukur
Hamdallah adalah ungkapan rasa syukur seorang hamba secara lisan kepada Allah SWT atas limpahan karunia atau rezeki yang telah diterimanya. Hamdallah juga merupakan pengakuan seorang hamba terhadap Allah sebagai dzat yang Maha Pemberi Rezeki (Ar-Razaq).
Bersyukur adalah cara yang dapat dilakukan oleh seorang hamba untuk mengikat rezeki yang telah diterimanya, dan membuat rezeki itu tetap ada dan terus bertambah. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7).
Pada ayat di atas Allah SWT menyampaikan dua hal. Pertama, Allah yang akan menambahkan rezeki bagi hamba-Nya yang mampu bersyukur. Kedua, ancaman yakni rezeki dapat berubah menjadi azab yang pedih bagi hamba-Nya yang tidak mampu bersyukur.
Imam Hasan Al Bashri mengatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Namun, jika nikmat tersebut tidak disyukuri maka nikmat tersebut berbalik menjadi siksa.
Rajin Bersedekah atau Berinfak
Sedekah merupakan amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap umat Islam. Sederet manfaat sedekah akan dapat diraih oleh orang yang rajin bersedekah. Salah satu manfaat sedekah adalah menjadi alat untuk mengetuk pintu rezeki.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 261).
Baginda Rasulullah SAW memberikan cara agar Allah menurunkan rezeki dengan memperbanyak sedekah. Hal ini ditegaskan dalam sabdanya yang artinya: “Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR. Baihaqi).
Bersyukur adalah cara yang dapat dilakukan oleh seorang hamba untuk mengikat rezeki yang telah diterimanya. (Foto : Ist)
Jangan khawatir, karena sedekah tidak akan mengurangi harta yang kita miliki. Justru sebaliknya, Allah akan menambahkan harta yang kita miliki. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.”
Menjalin Silaturahmi
Silaturahmi adalah amalan yang dilakukan umat Islam untuk menyambungkan tali persaudaraan yang telah terputus atau menjaga tali persaudaraan yang telah terjalin. Allah memerintahkan kepada kita untuk menjalin silaturahmi dalam firman-Nya yang artinya:
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisa [4]: 36).
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaknya dia menyambung silaturahmi.”
Menurut Imam Nawawi, yang dimaksud dilapangkan rezekinya adalah diluaskan atau diperbanyak rezekinya. Selain itu, dilapangkan rezekinya dapat juga dimaknai dengan diberkahi rezekinya.
Meningkatkan Ketakwaan
Puncak dari keimanan seseorang adalah takwa. Terdapat banyak terminologi terkait dengan takwa ini. Salah satunya adalah pendapat para ulama yang mengatakan bahwa takwa adalah melaksanakan dengan sekuat tenaga segala bentuk perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ternyata, takwa tidak hanya menjadi puncak keimanan seseorang yang diimplementasikan dalam bentuk amal saleh, namun takwa juga dapat menjadi alat untuk mengetuk pintu rezeki. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberinya jalan keluar (dari kesulitan) dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq [65]: 2-3).
Demikianlah beberapa amalan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengetuk pintu rezeki. Lakukanlah amalan tersebut dengan penuh keyakinan, maka in syaa Allah pintu rezeki pun akan terbuka. (*)
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto : Dok Pribadi)
Editor : Syahrir Rasyid