Israel adalah salah satu mitra dagang terbesar bagi beberapa negara Arab, seperti Mesir dan Yordania. Negara-negara Arab ini khawatir bahwa penerapan sanksi akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor, yang akan merugikan konsumen dan bisnis mereka.
3. Faktor Militer
Israel memiliki kekuatan militer yang superior dibandingkan negara-negara Arab. Negara-negara Arab khawatir bahwa penerapan sanksi akan memicu konflik militer dengan Israel.
Israel memiliki angkatan bersenjata yang kuat, termasuk pasukan udara, laut, dan darat. Negara-negara Arab tidak memiliki kekuatan militer yang setara dengan Israel. Negara-negara Arab khawatir bahwa mereka tidak akan mampu melawan Israel dalam konflik militer.
Apalagi Israel selalu mendapat dukungan secara militer dari Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam itu telah menjadi pemasok senjata utama negara Zionis tersebut.
4. Faktor Internal
Negara-negara Arab memiliki masalah internal mereka sendiri, seperti konflik bersenjata dan korupsi. Hal ini membuat negara-negara Arab sulit untuk bersatu dan bekerja sama untuk menerapkan sanksi terhadap Israel.
Antara negara-negara di Timur Tengah masih mengalami sengketa atas berbagai masalah, mulai dari masalah perbatasan hingga kehadiran milisi bersenjata.
5. Faktor Internasional
Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, tidak mendukung penerapan sanksi terhadap Israel. Amerika Serikat adalah sekutu dekat Israel, dan negara ini telah memberikan bantuan militer dan ekonomi yang besar kepada Israel.
Negara-negara Barat di benua Eropa juga sebagian besar memberikan dukungan dan kekebalan hukum pada Israel dari berbagai tuntutan dan kecaman internasional.
6. Perjanjian Abraham
Negara-negara Arab yang menandatangani Perjanjian Abraham, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan, telah mengecam pembantaian yang dilakukan Israel pada warga Palestina.
Namun, mereka tidak mengambil langkah-langkah konkret untuk menghentikan pembantaian tersebut, seperti menerapkan sanksi tegas terhadap Israel.
UEA telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembantaian yang dilakukan Israel. UEA juga telah menyerukan kepada Israel untuk menghentikan serangannya terhadap warga Palestina.
Bahrain telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik secara damai.
Bahrain juga telah meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan konflik tersebut.
Maroko telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembantaian yang dilakukan Israel. Maroko juga telah menyerukan kepada Israel untuk menghentikan serangannya terhadap warga Palestina.
Sudan telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik secara damai.
Sudan juga telah meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan konflik tersebut.
Keempat negara Arab tersebut telah mengecam pembantaian yang dilakukan Israel, tetapi mereka tidak mengambil langkah-langkah konkret untuk menghentikannya.
Hal ini karena mereka memiliki hubungan yang kompleks dengan Israel. Beberapa negara, seperti UEA dan Bahrain, telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Negara-negara ini khawatir bahwa penerapan sanksi akan merusak hubungan tersebut.
Selain itu, keempat negara Arab tersebut juga khawatir penerapan sanksi akan memicu konflik militer dengan Israel. Israel adalah negara yang kuat secara militer, dan negara-negara Arab khawatir bahwa mereka tidak akan mampu melawan Israel dalam konflik militer.
Kegagalan negara-negara Arab untuk mengambil langkah-langkah konkret menghentikan pembantaian yang dilakukan Israel telah menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat Palestina dan internasional.
(*)