Prajogo memutuskan untuk keluar pada 1970 dan membangun bisnis perkayuan sendiri dengan meminjam dana dari bank. Dalam waktu singkat, dia berhasil membeli perusahaan krisis finansial, CV Pacific Lumber Coy, yang kemudian menjadi cikal bakal Barito Pacific Timber.
Perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia. Pada 1993, Barito Pacific Timber go public di Bursa Efek Indonesia.
Perjalanan bisnisnya terus berkembang, dengan Barito Pacific Timber berganti nama menjadi Barito Pacific pada 2007. Prajogo melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk, produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Pada 2021, Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri. Anak-anaknya, Agus Pangestu dan Salim Pangestu, kini menjalankan Barito Group.
Pada Maret 2022, Barito Pacific mengakuisisi 33 persen saham produsen energi panas Star Energy dari BCPG Thailand seharga 440 juta dolar AS.
Pada 2023, dua anak perusahaan, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), melantai di bursa, yang semakin menambah kekayaan Prajogo Pangestu.
Artinya, perjalanan impresif ini membuatnya menjadi orang terkaya di Indonesia pada saat ini. (*)
Artikel ini pertama kali dipublikasikan di www.inews.id dengan judul "Profil Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Indonesia yang Hanya Lulus SMP". Untuk membaca lebih lanjut, kunjungi https://www.inews.id/finance/bisnis/profil-prajogo-pangestu-orang-terkaya-indonesia-yang-hanya-lulus-smp.
Editor : Syahrir Rasyid