JAKARTA, iNewsSerpong.id - Komite independen mengungkapkan adanya 174 pelanggaran oleh Daihatsu selama proses produksi mobil. Hal ini mengemuka setelah kasus manipulasi uji keselamatan kendaraan pada April 2023 terungkap.
Konsekuensi dari hasil penyelidikan ini diperkirakan akan berdampak besar bagi Daihatsu, baik dalam aktivitas produksi, pergantian manajemen puncak, maupun potensi penarikan kembali mobil yang sudah beredar di pasaran.
Isu penggantian manajemen puncak Daihatsu muncul setelah laporan penyelidikan menyebutkan bahwa pelanggaran terjadi karena kelalaian dari pihak manajemen puncak, bahkan telah berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama, bahkan puluhan tahun.
Tanggung Jawab Manajemen
Presiden Daihatsu Motor Co Ltd, Soichiro Okudaira, menyadari tuntutan tersebut. Dia menegaskan adanya tanggung jawab dari pihak manajemen puncak Daihatsu terhadap kelalaian ini.
"Terkait dengan posisi manajemen dalam kasus ini, pada saat ini kami berkomitmen untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Setelahnya, barulah kami akan mempertimbangkan langkah terkait manajemen puncak," ujar Soichiro Okudaira.
Toyota, sebagai perusahaan induk, juga memberikan dukungan. Wakil Presiden Toyota Motor Corporation, Hiroki Nakajima, menyatakan komitmennya untuk mendukung Daihatsu dalam menyelesaikan masalah ini dan yang terpenting adalah memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Daihatsu.
"Membangun kembali manajemen tidaklah bisa dilakukan dengan sekejap. Kami di Toyota siap mendukung Daihatsu untuk memperbaiki keadaan," tambahnya.
Selain masalah penggantian manajemen puncak, Daihatsu juga memutuskan untuk sementara menghentikan produksi mobil mereka. Pengaktifan kembali produksi ini akan dilakukan setelah upaya perbaikan berdasarkan hasil penyelidikan dilakukan.
Keputusan ini diperkirakan akan berdampak pada para pemasok, mitra bisnis, dan pelanggan Daihatsu. Pelanggan yang sudah memesan mobil Daihatsu, terutama yang terdampak pelanggaran, untuk sementara waktu tidak akan menerima mobil mereka.
"Saat ini kami memiliki 143 pemasok di Jepang. Sebanyak 47 di antaranya sangat bergantung pada Daihatsu, termasuk dari segi pendapatan mereka. Dampaknya memang sangat signifikan. Kami akan menangani kompensasi secara individu untuk memastikan bahwa kami memperhatikan kepentingan mereka juga," jelas Hiromasha Hoshika, Wakil Presiden Eksekutif Daihatsu Motor Co.
Terkait mobil-mobil Daihatsu dan Toyota yang telah beredar dan terkena pelanggaran prosedur, Daihatsu belum memutuskan apakah akan melakukan recall. Keputusan untuk melakukan recall akan diambil setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ini, kami belum menerima laporan adanya masalah atau kecelakaan karena hal ini. Secara pribadi, saya percaya mobil-mobil ini masih dapat dikendarai dengan tetap memperhatikan kehati-hatian dan keselamatan," tambah Soichiro Okudaira.
Beberapa mobil Daihatsu dan Toyota yang terdampak pelanggaran ini merupakan produk-produk yang diproduksi di Indonesia, terutama untuk pasar ekspor. Mobil-mobil tersebut antara lain Toyota Agya (Ekuador, Uruguay, Kamboja), Toyota Rush (Ekuador, Malaysia).
Dan, Toyota Avanza (Indonesia, Meksiko, Kamboja, Thailand, Vietnam, Peru, Bolivia). Mobil-mobil ini diproduksi di PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). (*)
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Terdapat 174 Penyimpangan, Manajemen Daihatsu Bakal Dirobak ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/otomotif/mobil/terdapat-174-penyimpangan-manajemen-daihatsu-bakal-dirobak.
Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps
Editor : Syahrir Rasyid