get app
inews
Aa Text
Read Next : Rusia Blokir 15.400 Halaman Web untuk Kaum LGBT

Mata-mata Seks Rusia Dilatih Sebagai Manipulator Ulung

Selasa, 30 April 2024 | 14:44 WIB
header img
Aliia Roza, mantan mata-mata seks Rusia akui dilatih sebagai manipulator ulung. Foto/Courtesy of Aliia Roza

“Ini semua tentang seni komunikasi. Kita diajari cara berdandan, cara merias wajah, cara menampilkan diri, cara berbicara dengan target, cara membuat target percaya dan memercayai Anda. Ini adalah tentang psikologi manusia, penjahat, laki-laki. Ini tentang memahami perspektif laki-laki dan apa sebenarnya yang mereka inginkan," paparnya.

“Saat Anda merayu, itu sesederhana memulai dengan pujian yang baik,” lanjutnya.

"Bukan hanya, 'Saya suka jaket Anda'. Itu harus menjadi sesuatu yang benar-benar spesifik dan pantas sejak saat itu. Ini akan membuat orang-orang tertarik pada Anda. Mereka akan mulai menyukai Anda. Dan kapan Anda tahu cara memimpin percakapan, orang akan menjadi sangat terbuka kepada Anda. Mereka akan menjadi sangat ramah. Anda belajar bagaimana bersikap sopan, ramah, dan penuh hormat dalam masyarakat," imbuh Roza.

"Dan ada teknik seksnya," godanya. "Ini benar-benar hardcore. Tapi ini membuat target Anda terobsesi pada Anda. Itu permainan yang benar-benar berbeda."

Cerita Mantan Mata-mata Seks Rusia Dilatih Sebagai Manipulator Ulung

Foto/Courtesy of Aliia Roza

Roza mengatakan butuh waktu bertahun-tahun baginya untuk kemudian menyadari bahwa dia telah "dicuci otak" sebagai manipulator ulung.

"Itu membuat target Anda terobsesi pada Anda," katanya.

“Saya dibuat percaya bahwa saya adalah pahlawan yang berjuang melawan perdagangan manusia dan narkoba, menyelamatkan semua anak di bawah umur yang diculik dari keluarga mereka,” katanya.

“Saya melihat semua orang tua datang ke departemen kami sambil menangis, memohon agar kami membantu."

“Kami sebagai agen memiliki gaji yang sangat rendah. Kami mendapat sekitar USD100 sebulan dengan bekerja enam hari seminggu. Tapi saya merasa patriotik. Saya merasa seperti pahlawan yang menyelamatkan nyawa seseorang. Dan saya merasa sangat berkuasa. Saya merasa tidak ada seorang pun yang bisa melakukannya. Saya mengorbankan tubuh saya untuk melakukan semua misi ini. Jadi, saya melepaskan emosi saya dari tubuh saya," paparnya.

“Pada akhirnya, ketika saya menyelamatkan nyawa seseorang, saya merasa senang karenanya,” lanjut Roza.

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut