get app
inews
Aa Read Next : Kemenkumham Terbitkan SK Forum Penerima Penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional

Penerapan Sistem Empat Hari Kerja di BUMN, Ditolak Anggota Komisi VI DPR RI

Rabu, 15 Mei 2024 | 05:00 WIB
header img
Anggota Komisi VI DPR Evita Nursanty menyatakan tidak sepakat dengan penerapan empat hari kerja dalam seminggu dengan gaji penuh de Kementerian BUMN dan BUMN. (Foto: Ist)  

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Penerapan sistem empat hari kerja dalam seminggu dengan gaji penuh di Kementerian BUMN maupun karyawan BUMN di Indonesia, ditolak Anggota Komisi VI DPR, Evita Nursanty.

Evita berpendapat bahwa prioritas Kementerian BUMN dan BUMN seharusnya adalah memperbaiki kinerja terlebih dahulu daripada sibuk memikirkan pengurangan hari kerja.

"Saya meminta Kementerian BUMN maupun BUMN untuk lebih berfokus pada peningkatan kinerja terlebih dahulu, karena masih banyak masalah yang harus dihadapi, seperti BUMN yang terus mengalami kerugian, termasuk yang terlibat dalam kasus korupsi," ujarnya.

Perbaiki Kinerja Dulu

Dia menambahkan, "Kita harus memperbaiki kinerja terlebih dahulu, bukan malah meminta tiga hari libur. Bahkan dengan lima hari kerja dan dua hari libur, kinerja mereka belum membaik, apalagi dengan memberikan tiga hari libur," ujar Evita pada Selasa (14/5/2024).

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah menyampaikan keinginannya agar karyawan BUMN dapat bekerja empat hari dan libur tiga hari dalam seminggu. Namun, menurut Evita, sistem kerja seperti ini seharusnya didasarkan pada kinerja yang sudah baik.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, jam kerja BUMN selama ini selalu disesuaikan dengan kebutuhan atau karakter industri mereka, dan harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Oleh karena itu, perbaikan kinerja BUMN seharusnya menjadi prioritas utama dalam menentukan perubahan jam kerja.

"Jika kinerja sudah bagus, barulah boleh dipertimbangkan untuk memberikan libur tiga hari. Tetapi saat ini, hal tersebut tidak relevan. Akan ada kesulitan manajemen dalam mengatur lembur, karena semakin banyak, hal ini tidak akan adil dan efisien," tambah Evita.

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut