"Kan udah dibuang (katak), habis itu diambil lagi sama anak-anak cowok ini terus dilempar diarahin ke kepala aku, aku langsung loncat lari kenceng sampe kaki aku nabrak meja guru. Anak-anak ini memang hampir tiap hari nakut-nakutin terus karena tau kalau aku takut binatang itu," imbuhnya.
Benturan kencang antara sisi meja dengan kaki kanan S membuatnya terjatuh kesakitan. Guru kelas dan beberapa siswa yang lain lantas membawanya ke ruang UKS guna penanganan sementara.
"Di sekolah coba diurut, tapi udah nggak bisa jalan, sakit kalau berdiri. Habis itu mamah datang jemput," katanya.
Patah tulang yang dirasakan S baru diketahui keesokan hari setelah tukang urut menyarankan ke klinik medis. Setelah dirontgen hasilnya memastikan jika ada bagian tulang yang patah. Di sisi lain, S terus menahan rasa sakit.
Tak tega melihat kondisi putrinya, Yayu dan suaminya, Baidilah (40), bergegas menghubungi ahli pengobatan alternatif guna menangani patah tulang S. Sejak itulah kaki kanan S digips hingga membuatnya tak bisa banyak beraktivitas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta