get app
inews
Aa Text
Read Next : HIKMAH JUMAT : Fungsi Strategis Rumah dalam Islam  

HIKMAH JUMAT : Amalan Utama di Awal Bulan Dzulhijjah

Jum'at, 07 Juni 2024 | 03:54 WIB
header img
Barangsiapa berhaji dan memperoleh haji mabrur, kemudian dia juga berumrah maka kedua ibadah tersebut dapat menjadi penembus atas dosa-dosanya. (Foto: Ist)

Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; & Ketua PCM Pagedangan, Tangerang

HARI INI adalah Jum’at terakhir di bulan Dzulqaidah 1445 H. Itu artinya, esok hari kita akan sama-sama memasuki hari pertama di bulan Dzulhijjah 1445 H. Hari-hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun Hijriyah.

Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr [89]: 2). Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat di atas. Ada yang menyebutkan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.

Namun, menurut Ibnu Rajab Al Hambali dan mayoritas ahli tafsir lainnya bahwa yang dimaksud oleh ayat di atas adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Menurut Ibnul Qayyim, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya), sedangkan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya.

Mari kita perhatikan sabda Baginda Rasulullah SAW dari Ibnu ‘Abbas RA yang artinya: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah”.

Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Pada hadits di atas dijelaskan bahwa amal shalih apapun yang dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah berpotensi untuk dicintai Allah daripada jihad fi sabilillah. Yang dapat mengalahkannya hanya orang yang jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwanya, kemudian syahid pada saat jihad tersebut.

Subhanallah. Betapa dahsyatnya siang hari di sepuluh hari (siang) pertama bulan Dzulhijjah, oleh karenanya kita tidak boleh melewatkannya begitu saja. Sama halnya pada saat kita berada di sepuluh hari (malam) terakhir di bulan Ramadhan, maka pada malam-malamnya kita tidak boleh melewatkannya tanpa amal shalih apa pun.


Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
 

Tentu hari-hari pertama di bulan Dzulhijjah yang akan kita awali esok hari, adalah peluang besar bagi kita untuk meraih cinta Allah dan menambah pundi-pundi pahala dengan melakukan berbagai amal shalih. Berikut adalah enam amal shalih yang utama untuk dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah

Ibadah yang hanya ada di bulan Dzulhijjah adalah ibadah haji. Barangsiapa berhaji dan memperoleh haji mabrur, kemudian dia juga berumrah maka kedua ibadah tersebut dapat menjadi penembus atas dosa-dosanya dan tidak ada pahala yang pantas bagi haji mabrur kecuali masuk surga.

Perhatikan sabda Baginda Rasulullah SAW yang artinya: “Umrah ke umrah yang lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berpuasa

Bagi kita yang tidak pergi berhaji dan umrah di bulan Dzulhijjah ini, maka puasa adalah amal shalih terbaik yang dapat dilakukan mulai tanggal 1 – 9 Dzulhijjah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud nomor 2.437 dapat kita ketahui bahwa Baginda Rasulullah SAW biasa berpuasa di sembilan hari awal bulan Dzulhijjah.

Khusus untuk puasa di hari Arafah (9 Dzulhijjah), dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seluruh ahli hadits kecuali Bukhari dan Tirmidzi, Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya berpuasa pada hari Arafah itu bisa menghapus dosa-dosa selama dua tahun, yakni dosa-dosa tahun yang telah lewat dan dosa-dosa tahun yang akan datang.”  

Memperbanyak Dzikir

Imam Bukhari menyebutkan bahwa Ibnu ‘Abbas RA berkata: “Berdzikirlah kalian kepada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan juga pada hari-hari tasyriq.” Yang dimaksud berdzikir pada keterangan di atas adalah mengucapkan takbir, tahlil, tasbih, tahmid, istighfar, dan memperbanyak do’a.

Dzikir seperti pada keterangan di atas disebut dzikir yang bersifat muthlaq, yakni dzikir yang tidak dikaitkan dengan waktu dan tempat tertentu. Jadi dzikir yang seperti ini dapat dilakukan di masjid, rumah, pasar, perjalanan, atau tempat yang mulia lainnya.


Shalat sunnah menjadi salah satu amal utama yang dapat dilakukan di awal bulan Dzulhijjah. (Foto: Ist)
 

Memperbanyak Shalat Sunnah

Shalat sunnah adalah salah satu amal shalih yang dapat dilaksanakan di sepuluh hari (siang) pertama bulan Dzulhijjah. Hal ini sesuai dengan keumuman hadits yang pertama dari Ibnu ‘Abbas RA yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad di atas, dimana pada hadits tersebut tidak disebutkan secara spesifik jenis amal shalihnya.

Oleh karenanya, shalat sunnah menjadi salah satu amal utama yang dapat dilakukan di awal bulan Dzulhijjah. Terdapat banyak shalat sunnah yang dapat dilakukan di siang hari seperti shalat sunnah rawatib, syuruq, dhuha, tahiyyatul masjid, syukrul wudhu’, dan sholat-sholat sunnah lainnya yang memiliki dasar hukum, contoh atau perintahnya dari Baginda Rasulullah SAW.  

Bertaubat

Bertaubat adalah salah satu amal shalih yang ditekankan untuk dilakukan di sepuluh hari (siang) pertama bulan Dzulhijjah. Namun demikian bukan berarti bahwa ketika kita berbuat maksiat, kemudian bertaubatnya menunggu awal bulan Dzulhijjah. Bertaubat dapat dilakukan kapan saja.

Allah SWT berfirman yang artinya: Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar [39]: 53).

Berqurban

Berqurban dapat dilakukan pada hari Nahr yakni tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari tasyriq (11 – 13 Dzulhijjah). Perintah berqurban terdapat pada Surat Al-Kautsar [108] ayat 1 – 2 yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”

Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) qurban yang lebih dicintai Allah Azza wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR. Ibnu Majah).

Itulah beberapa contoh amal yang utama untuk dilakukan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Namun demikian, sejati tidak hanya amal-amal tersebut yang dapat dilakukan. Silahkan melakukan amal shalih apa saja seperti sedekah, membaca Al-Qur’an, dan amal-amal shalih lainnya sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT. (*)


Dzikir dapat dilakukan di masjid, rumah, pasar, perjalanan, atau tempat yang mulia lainnya. (Foto: Ist)

     

Wallahu a’lam bish-shawab.

          

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut