JAKARTA, iNewsSerpong.id - Peristiwa Isra Miraj menjadi ujian iman bagi umat Islam pemula. Tak sedikit dari mereka yang murtad lantaran pengakuan Nabi Muhammad SAW tentang hal yang menurut mereka tak masuk di akal. Abu Jahal menjadikan Isra Miraj sebagai bahan olok-olok. Pada saat yang sama, dari sinilah Abu Bakar mendapat panggilan kehormatan dari Rasulullah SAW dengan panggilan ash-Shiddiq.
Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya berjudul"Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah" mengisahkan keesokan harinya, setelah peristiwa Isra dan Miraj, Rasulullah duduk sendirian di Masjidil Haram , merenungkan apa yang telah dialaminya.
Abu Jahal yang sedang melintas, melihat Rasulullah SAW dan dia mendekatinya dengan maksud untuk mengolok-oloknya.
“Tak adakah lagi hal (wahyu) yang datang kepadamu tadi malam?” Rasulullah mengangkat wajahnya, melihat Abu Jahal, dan berkata, “Memang, aku telah di-isra-kan ke Baitul Maqdis di Syam (Suriah) tadi malam.”
“Dan sekarang engkau telah berada lagi di antara kita?” ujar Abu Jahal. “Benar,” kata Rasulullah. Abu Jahal sudah tidak dapat menahan lagi dirinya untuk mempermalukan Rasulullah, dia berteriak kepada orang-orang di sana, “Hai, Bani Kaab bin Luai! Kemarilah kalian.” Orang-orang pun berkerumun di sana, sementara Abu Jahal menceritakan kepada mereka apa yang telah didengarnya dengan bersemangat, untuk mengolok-olok Rasulullah SAW.
Menurut perkiraannya, ini kesempatan yang baik untuk membuat orang-orang yang telah beriman untuk meninggalkan Muhammad.
Salah seorang Muslim kemudian bertanya, “Benarkah engkau di-isra-kan tadi malam, wahai Rasulullah?” “Benar, dan di sana aku melaksanakan sholat bersama para Anbiya,” jawab Rasulullah.
Orang-orang di sana menjadi riuh rendah mendengarnya. Oleh orang-orang musyrik pernyataan Rasulullah diolok-olok, dan sebagian Muslim malah ada yang merasa ragu. Tidak sedikit orang yang berkata ketika itu, “Persoalannya sudah jelas.
Perjalanan kafilah Makkah-Syam yang terus-menerus pun memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana mungkin hanya satu malam saja Muhammad pergi pulang ke Makkah!” (*)
Editor : Syahrir Rasyid