get app
inews
Aa Read Next : Penyanyi Luar Biasa, Putri Ariani Masuk Fakultas Hukum UGM

Doktor Termuda Usia 26 Tahun, Ravidho Raih IPK Sempurna 4,00 di UGM

Rabu, 14 Agustus 2024 | 07:16 WIB
header img
Ravidho Ramadhan foto bersama keluarga usai meraih gelar doktor termuda pada usia 26 tahun di FMIPA UGM dengan IPK sempurna 4.00. (Foto: Laman UGM)

JAKARTA, iNewsSerpong.id - Prestasi membanggakan diraih Ravidho Ramadhan mahasiswa doktor program studi fisika Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia meraih gelar doktor termuda pada usia 26 tahun di FMIPA UGM dengan IPK sempurna 4.00.

Mahasiswa lulusan S3 kelahiran Teluk Balengkong, Indragiri Hilir, Riau tahun 1998 ini mampu menuntaskan studinya dengan penelitian berjudul Validasi dan Pemanfaatan Data Satelit Global Precipitation Measurement untuk Analisis Curah Hujan dan Bencana Hidrometeorologi di Indonesia. Penelitian ilmiahnya ini dibimbing Dr Wiwit Suryanto (Promotor), Prof Sholihun (Co-Promotor) dan Prof Marzuki (Co-Promotor).

Ravindho diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM akhir Juli lalu. Wisuda ini turut dihadiri keluarganya yang berbahagia serta bangga dengan pencapaian anak mereka.

Dia memulai perjalanan pendidikannya di Desa Tunggal Rahayu Jaya, Riau, sebuah desa transmigrasi dengan keterbatasan akses listrik. Pada usia 5 tahun, dia memulai pendidikan di SD mengikuti jejak teman-teman sebayanya. Pendidikan SMP dilanjutkan di kampung halaman dan SMA di kota kabupaten.

“Saya menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 pada Jurusan Fisika Universitas Andalas melalui program Fast Track sehingga dapat menyelesaikan studi S1 dan S2 selama 5 tahun,” ujarnya dikutip dari laman UGM, Selasa (13/8/2024).

Dia memilih fokus pada analisis variabilitas struktur vertikal curah hujan di Sumatera menggunakan data pengamatan permukaan dan satelit ketika S2.

Ketertarikan Ravidho pada program S3 Fisika di UGM didorong oleh penawaran program By Research yang fleksibel, yang memungkinkannya tetap bekerja sebagai asisten riset di Universitas Andalas. Dia menemukan promotor yang mendukung penelitian di bidang fisika atmosfer.

Dia berpendapat, minat terhadap bidang fisika di Indonesia menurun akibat rendahnya daya serap dunia kerja.

“Tantangan ini memicu para pegiat fisika untuk lebih kreatif dalam mengaplikasikan ilmu fisika agar bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Salah satu tantangan terbesar selama studi yakni mengelola waktu antara studi doktoral dan pekerjaan sebagai asisten riset. Sebab itu, Ravidho menekankan pentingnya komunikasi dengan promotor dan pembagian skala prioritas untuk menyelesaikan tugas-tugas secara efektif.

Untuk menjaga motivasi, dia gemar membaca buku self-improvement dan berdiskusi untuk bertukar ide. Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah artikel pertamanya yang berhasil diterbitkan di jurnal terindeks Q1 Scopus.

“Penelitian tugas akhir saya mengambil topik validasi dan pemanfaatan data satelit Global Precipitation Measurement (GPM) untuk analisis curah hujan dan bencana hidrometeorologi di Indonesia,” ucapnya.

Motivasi terbesar Ravidho datang dari keluarga, terutama ibu yang selalu menekankan pentingnya pendidikan. Secara akademis, dosen pembimbingnya Prof Marzuki memberikan dampak besar dalam perkembangan akademisnya. Sebagai anak pertama dan suami, dia bertekad menjadi panutan bagi orang-orang tercintanya.

Setelah menyelesaikan studi S3, dia akan menjalani program post-doctoral di Kyoto University melalui program Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dengan Prof Hiroyuki Hashiguchi sebagai host researcher.

Ravidho meyakini apa yang dia capai dapat diraih siapa pun dengan kemauan yang kuat.

“Satu hal yang saya yakini, pendidikan adalah salah satu jalan paling masuk akal untuk meningkatkan taraf hidup kita dan keluarga di masa depan,” ucapnya.

(*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut