get app
inews
Aa Read Next : Ukraina Mendapatkan Gelontoran Bantuan Tambahan Rp40 Triliun dari Uni Eropa

Ternyata Ini Rahasia Pasukan Rusia Gagal Taklukkan Ukraina dalam Hitungan Hari

Jum'at, 04 Maret 2022 | 17:43 WIB
header img
Rusia gagal menaklukkan Ukraina dalam hitungan hari, mengejutkan para pakar militer (Foto: Reuters)

WASHINGTON, iNewsSerpong.id - Ukraina relatif masih bisa bertahan dari serangan Rusia hingga hari ini sejak invasi bermula pada 24 Februari lalu. Kondisi ini sangat mengejutkan, padahal para pakar memperkirakan Rusia tak akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan operasi militer khusus di Ukraina.

Hingga hari ke-9 serangan, Jumat (4/3/2022), Rusia baru merebut satu kota besar yang juga ibu kota provinsi yakni Kherson serta beberapa kota kecil. Upaya untuk merebut Ibu Kota Kiev, apalagi menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky, belum berhasil.

Lantas apa yang membuat Rusia begitu sulit mengalahkan Ukraina yang di atas kertas memiliki kekuatan militer jauh di bawah?

Beberapa fakta menunjukkan pasukan Ukraina melakukan banyak cara untuk menghambat pergerakan pasukan darat sembari mengganggu kekuatan udara Rusia.

Mereka meledakkan jembatan untuk menghentikan pergerakan pasukan Rusia, sementara pilot dan senjata sistem pertahanan mencegat jet-jet tempur dan helikopter Rusia untuk menguasai langit Ukraina.

Selain itu sekelompok ahli teknologi melakukan serangan siber dalam perang informasi, menginspirasi dukungan di dalam dan luar negeri.

Selain itu pada analis militer mengungkapkan keterkejutan, pasukan Ukraina memberikan perlawanan lebih keras dari yang diperkirakan, baik di atas maupun bawah garis pertempuran di seluruh penjuru. Mereka menggunakan berbagai cara dan kreativitas yang menurut para analis militer Amerika Serikat (AS) efektif memberikan perlawanan terhadap musuh. Dalam satu kasus, Ukraina mencabut tanda penunjuk jalan membuat tentara Rusia kebingungan dalam menentukan arah.

Bahkan berbagai cara yang mereka pakai dalam melawan Rusia diyakini sanggup bertahan sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan mendatang.

Pasukan Ukraina juga memanfaatkan kecerobohan tentara Rusia yang melakukan serangan habis-habisan dan membabi buta sejak awal. Mereka dipersenjatai rudal antitank yang ditembakkan dari bahu, menyerang konvoi kendaraan lapis baja Rusia sepanjang 1 kilometer di dekat Kiev.
Selain itu pasukan Rusia dihadapkan pada kondisi kekurangan bahan bakar dan makanan. Mereka salah perhitungan, dari awalnya yakin bisa mengalahkan Ukraina dalam hitungan hari, namun ternyata sampai sepekan lebih.

Rusia tampaknya semakin mengandalkan serangan-serangan udara menggunakan rudal. Meski demikian, Ukraina terus mendapatkan pasokan persenjataan dari Barat, termasuk sistem pertahanan udara. Para pemimpin Ukraina menegaskan mereka membutuhkan lebih banyak senjata untuk merontokkan pesawat dan helikopter Rusia. Di samping itu rudal-rudal antitank seperti Zapelin tetap dipasok.

Kepala Staf Gabungan AS Mark A Milley, seperti dikutip dari The New York Times, Jumat (4/3/2022), mengatakan di medan perang, militer Ukraina menerapkan pertahanan sangat efektif dan bergerak berbekal pengetahuan medan wilayah sendiri untuk menahan pasukan Rusia di berbagai front.

Menurut dia, beberapa taktik yang digunakan pasukan Ukraina di antaranya menggunakan sistem senjata bergerak untuk mengganggu pergerahak pasuakn Rusia di mana pun mereka bisa. "Mereka bertempur dengan keterampilan dan keberanian luar biasa melawan pasukan Rusia," ujarnya.

Hal senada disampaikan mantan komandan Angkatan Darat AS Frederick B Hodges. Pasukan Ukraina, lanjut dia, belajar dengan sangat cepat di medan pertempuran. “Dalam pertempuran, apa yang Anda hadapi selalu berbeda dan pihak yang belajar dan beradaptasi lebih cepat akan menang.

Sejauh ini, Ukraina belajar dan beradaptasi lebih cepat,” kata Hodges, yang juga analis Pusat Analisis Kebijakan Eropa. Sementara itu meski memuji perjuangan pasukan Ukraina, para pejabat AS tetap pada penilaian bahwa Rusia memiliki militer yang jauh lebih unggul. Ukraina memang berhasil memperlambat pergerakan pasukan Rusia dan mengubah rencana mereka, namun belum bisa menghentikan.

Sejauh ini Ukraina juga tidak belum cukup kuat untuk menggagalkan tujuan dari operasi militer yang dicanangkan Presiden Vladimir Putin. Dalam jangka panjang, para pejabat AS mengatakan, sulit bagi Ukraina untuk terus menghadapi Rusia. Prestasi pasukan Ukraina juga tak lepas dari peran AS.

Seperti diketahui pasukan operasi khusus AS telah melatih militer Ukraina. Selanjutnya para pemimpin militer menugaskan para prajurit masuk unit-unit konvensional untuk membagi ilmu mereka kepada tentara lainnya. Analis menilai, hasil dari pelatihan itu menjadi salah satu yang membedakan kemampuan pasukan Ukraina di medan perang. (*)

Editor : Syahrir Rasyid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut