Penulis : Athaya Hana Mumtaza, Keira Putri Minerva, Ryan Chen
TEKNOLOGI kecerdasan buatan (AI) telah memberikan manfaat nyata bagi berbagai kalangan, termasuk penyandang tunanetra. AI menawarkan berbagai solusi yang memudahkan kehidupan sehari-hari mereka.
Namun, di balik manfaat yang signifikan, terdapat tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan, terutama terkait aksesibilitas, penggunaan yang berlebihan, dan keamanan data.
Seorang tunanetra dan pengajar komputer di Yayasan Mitra Netra, Suryo Pramono, merasakan bagaimana teknologi AI telah memberikan perubahan signifikan dalam kehidupannya dengan memfasilitasi aksesibilitas yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Sekarang, pemanfaatan AI sudah banyak. Misalnya, ada teknologi pengenalan mata uang yang diterapkan dalam aplikasi untuk mengenali uang, aplikasi pengenalan wajah, pengenalan ruang, dan bahkan aplikasi untuk membaca dokumen yang tidak dapat diakses sebelumnya,” jelas Suryo, beberapa waktu lalu.
Suara senada disampaikan Fakhry Muhammad Rosa, seorang tunanetra yang juga pengajar komputer di Yayasan Mitra Netra.
“Dulu, saya harus bertanya kepada orang lain tentang isi gambar. Sekarang, AI bisa membantu saya mendeskripsikan gambar tersebut. Ini sangat memudahkan, meskipun tetap perlu konfirmasi untuk memastikan keakuratannya,” sebagaimana dituturkan Fakhry.
Salah satu contoh aplikasi pengenalan mata uang yang memungkinkan tunanetra untuk mengenali nominal uang secara mandiri adalah Cash Reader.
Editor : Syahrir Rasyid