1992: Sritex mulai mendapatkan reputasi internasional dengan memenangkan kontrak untuk menyediakan seragam militer ke beberapa negara, termasuk NATO dan berbagai negara Eropa. Ini menempatkan Sritex sebagai salah satu produsen seragam militer terbesar di dunia.
2000-an: Sritex terus memperluas lini produksinya, menambah divisi baru seperti produksi pakaian jadi, yang semakin memperkuat posisinya di pasar internasional. Pada masa ini, perusahaan juga berinovasi dengan memperluas produk yang lebih beragam, mulai dari kain mode, seragam, hingga produk tekstil rumah tangga.
2013: Sritex go public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perusahaan, memperkuat modal untuk ekspansi lebih lanjut.
2021: Setelah wafatnya pendiri Haji Muhammad Lukminto pada tahun 2014, perusahaan dipimpin oleh putranya, Iwan Setiawan Lukminto, yang terus melanjutkan visi ekspansi dan inovasi di sektor tekstil.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta