Penulis : Dr. Abidin, S.T., M.Si. -- Dosen Universitas Buddhi Dharma; Ketua Umum Yayasan Bina Insan Madinah Catalina; Ketua PCM Pagedangan, Tangerang
SUATU HARI, seorang wanita datang kepada Ibunda Siti Aisyah RA, istri Baginda Rasulullah SAW. Wanita tersebut membawa dua orang putrinya yang masih kecil. Mereka datang dalam keadaan yang terlihat sangat lapar.
Mengetahui kedatangan tamu, Ibunda Siti Aisyah RA kemudian memberikan tiga butir kurma kepada wanita itu, satu untuknya dan masing-masing satu untuk kedua putrinya. Tak menunggu lama, kedua anak tersebut langsung memakan kurma yang diberikan kepadanya.
Namun, setelah kedua anak itu memakan kurma mereka, mereka masih terlihat lapar dan memandangi kurma yang ada di tangan ibu mereka. Sang ibu yang belum memakan kurma tersebut langsung membelah kurma itu menjadi dua bagian.
Kemudian, kurma yang telah dibelah itu dibaginya kepada kedua putrinya. Lalu, kedua putrinya pun memakan kurma yang diberikan ibunya kepada mereka. Sang ibu rela menahan lapar demi anak-anaknya dengan memberikan sisa kurma yang ada di tangannya.
Ibunda Siti Aisyah RA sangat tersentuh oleh pengorbanan wanita itu. Ketika Baginda Rasulullah SAW mendengar kisah ini, beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan surga bagi wanita itu karena kasih sayangnya kepada kedua anaknya." (HR. Muslim).
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa berbagi, bahkan ketika kita sendiri sedang kekurangan, adalah perbuatan mulia yang penuh berkah. Allah melihat dan membalas setiap kebaikan, sekecil apa pun itu, dengan pahala yang berlipat ganda di dunia dan akhirat.
Berbagi memang sangat ajib. Selain sebagai bentuk kasih sayang kepada sesama, berbagi adalah cara untuk membersihkan hati, menyucikan harta, dan meraih ridha Allah. Berbagi bukan hanya berdampak positif bagi penerima, tetapi juga mendatangkan keberkahan bagi pemberinya.
Allah Ta’ala berfiman yang artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ...” (QS. Al-Isra [17]: 7).
Dr. Abidin, S.T., M.Si. (Foto: Ist)
Ajib, berbagi memang ajib. Tidak hanya di situ, Allah Ta’ala juga menjanjikan pahala yang sangat luar biasa bagi orang-orang yang senang berbagi. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya yang artinya:
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah MahaLuas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah [2]: 261).
Pada ayat yang lain, Allah Ta’ala memberikan kabar gembira sebagai berikut: "Dan barang apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik."(QS. Saba' [34]: 39).
Baginda Rasulullah SAW menjamin bahwa harta yang disedekahkan itu tidak akan mengurangi harta kita melalui sabdanya: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta..." (HR. Muslim).
Memberi atau berbagi adalah sebuah perbuatan yang sangat mulia, yang dengannya Baginda Rasulullah SAW memberikan apresiasi yang tinggi kepada sang pemberi melalui sabdanya: "Tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (yang menerima)." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berbagi tidak hanya membawa manfaat bagi pemberi dan penerima, tetapi juga menciptakan masyarakat yang saling peduli, kuat, dan harmonis. Dengan berbagi, akan terbangun solidaritas, saling tolong-menolong, dan keadilan sosial di dalam masyarakat.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk memperhatikan kebutuhan sesama dan tidak membiarkan saudara-saudaranya hidup dalam kesulitan. Baginda Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim).
Lebih jauh dari itu semua, berbagi merupakan investasi akhirat. Investasi terbaik yang buahnya akan dinikmati dalam kehidupan yang abadi di negeri akhirat nanti. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala melalui firman-Nya yang artinya:
"Apa saja yang kamu infakkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Bagi orang-orang zalim tidak ada satu pun penolong (dari azab Allah)." (QS. Al-Baqarah [2]: 270).
Berbagi tidak hanya membawa manfaat bagi pemberi dan penerima, tetapi juga menciptakan masyarakat yang saling peduli, kuat, dan harmonis. (Foto: Ist)
Bagi siapa saja yang memberi dengan ikhlas karena Allah Ta’ala, maka tiada balasan yang layak diterimanya kecuali kebaikan pula. Dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman [55] ayat ke-60, Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat tersebut memberikan jaminan kepada orang yang berbuat baik di dunia, maka akan memperoleh balasan berupa kebaikan pula di akhirat. Sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman Allah Ta’ala yang artinya:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus [10]: 26).
Berbagi memang tidak harus selalu dengan harta, bagi siapa saja yang dalam kondisi kesulitan, bukan berarti kehilangan peluang untuk berbagai dengan sesama. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu.” (HR. Bukhari).
Tidak hanya itu, bahkan berbagi senyum pun berpeluang mendapatkan pahala sedekah jika senyum itu adalah senyum manis bukan senyum sinis. Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi).
Begitulah ajibnya berbagi, walaupun hanya dengan sebutir kurma dapat menjadi jaminan bagi pelakunya untuk mendapatkan surga dari Allah Ta’ala. Berbagi tidak harus dengan harta, berbagi dapat juga dilakukan dengan ilmu, tenaga, pikiran, do’a, bahkan dapat pula dengan senyum manis kepada sesama.
Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan, keberkahan, dan kebahagiaan hidup di dunia dan surga-Nya di akhirat kelak, kepada siapa saja yang telah berbagi kepada kita. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang gemar berbagai di setiap saat dalam kondisi apa pun. Aamiin. (*)
Berbagi merupakan investasi akhirat. Investasi terbaik yang buahnya akan dinikmati dalam kehidupan yang abadi di negeri akhirat nanti. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid