Hujan sebagai Pengingat Akan Kuasa Allah dalam Membangkitkan Kembali yang Mati
Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah keyakinan pada kebangkitan setelah mati. Hujan yang membuat tanah yang kering kembali hidup dan tumbuhan yang layu menjadi segar adalah pengingat akan kuasa Allah dalam menghidupkan kembali sesuatu yang sudah mati.
Allah menggambarkan hal ini dalam firman-Nya: "Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS. An-Nahl [16]: 65).
Dalam ayat ini, Allah mengajak manusia untuk merenungkan bahwa sebagaimana Allah mampu menghidupkan bumi yang mati dengan hujan, maka Allah juga berkuasa untuk membangkitkan manusia setelah kematian. Betapa kuasa Allah itu melampaui pemahaman manusia.
Hujan sebagai Penguji Kesabaran dan Ketakwaan
Di sisi lain, hujan juga bisa menjadi ujian dari Allah. Ketika hujan turun berlebihan hingga menyebabkan bencana seperti banjir, masyarakat dihadapkan pada ujian kesabaran dan ketakwaan. Ujian ini mengingatkan bahwa hujan bukan hanya berkah, tetapi juga dapat menjadi cara Allah menguji hamba-hamba-Nya.
Allah menjelaskan hal ini dalam Al-Qur’an melalui firman-Nya: "Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya [21]: 35).
Ujian berupa hujan lebat atau bencana alam adalah pengingat agar manusia tetap bersabar dan memperbanyak doa. Ketika ditimpa kesulitan, termasuk saat terjadi bencana akibat hujan, umat Islam dianjurkan untuk kembali kepada Allah dengan penuh tawakal.
Sebagai penutup, agar hujan yang diturunkan Allah senantiasa menjadi berkah, maka ketika hujan mulai turun, sebaiknya kita mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW yakni berdoa: “Allahumma shoyyiban nafi’a” (Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat). (HR. Bukhari).
Doa ini mengandung permohonan kepada Allah agar hujan yang turun membawa manfaat, bukan mudarat. Rasulullah juga mencontohkan untuk tidak mencela hujan, karena hujan adalah rahmat dari Allah yang diturunkan sesuai ketentuan-Nya.
Semoga kita semua mampu memandang hujan dengan penuh rasa syukur dan memanfaatkan waktu hujan sebagai momen mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Mari kita syukuri setiap tetesan hujan yang turun, karena di balik setiap tetesan air hujan terdapat berkah dan karunia yang tak terhingga. (*)
Hujan harus disyukuri dan memanfaatkan waktu hujan sebagai momen mendekatkan diri kepada Allah. (Foto: Ist)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Editor : Syahrir Rasyid